Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tak Taat Protokol Pencegahan Covid-19, Ini Cara Mengingatkannya

Kompas.com - 06/12/2020, 11:55 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sebelum vaksin ditemukan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertular virus corona adalah disiplin protokol kesehatan.

Protokol paling sederhana yang bisa dilakukan adalah 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

Namun, tak semua bisa menerapkannya. Dalam keseharian, kita mungkin kerap bertemu orang-orang yang mengabaikan protokol kesehatan, termasuk anggota keluarga. 

Misalnya, ada yang enggan mengenakan masker dengan alasan risih, panas, dan sebagainya. Tindakan ini tentu sangat membahayakan atau berisiko, tidak hanya bagi dia, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.

Apa yang harus kita lakukan jika ada orang terdekat atau keluarga yang mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19?

Melansir Huffington Post, Jumat (4/12/2020), hal pertama yang harus kita pahami adalah kita tidak bisa mengendalikan atau mengontrol perilaku orang lain.

Namun, bukan berarti kita diam saja dan tidak berupaya menyadarkannya. 

Beri contoh

Psikolog Zainab Delawalla menyebutkan, kita bisa memberikan contoh tentang perilaku taat protokol kesehatan melalui praktik kehidupan sehari-hari.

Dengan cara itu, anggota keluarga yang sebelumnya abai mulai mengikuti dan menerapkannya.

Jika kita sendiri tidak menerapkan apa yang kita harap orang lain akan menerapkannya, bagaimana mungkin orang lain akan melakukan apa yang kita sampaikan.

Baca juga: INFOGRAFIK: 11 Gejala Covid-19 yang Perlu Diwaspadai

Berbagi cerita

Selain itu, kita juga bisa berbagi cerita kepada mereka, bahwa semua yang kita lakukan saat ini juga datang dari proses penyesuaian yang tidak mudah.

Pandemi membuat kita harus beradaptasi, menjadikan masker sebagai perlengkapan wajib ketika keluar rumah, mencuci tangan tidak harus menunggu tangan kotor karena bahan makanan, tanah, dan sebagainya.

Ceritakan juga betapa kita kecewa dengan keadaan ini, karena pandemi kita menunda banyak rencana besar, menggagalkan agenda-agenda pertemuan, tidak bisa leluasa berkumpul. Jangan lupa sertakan pula pendapat mengapa kita mau melakukannya dan untuk apa kita melakukannya.

“Anda bisa menginspirasi mereka untuk mengikuti apa yang Anda lakukan. Jika pun mereka tidak mengubah perilakunya, Anda telah menawarkan perspektif lain: pandangan orang tentang bagaimana rasanya melakukan semua penyesuaian ini, yang dapat meredakan kecemasan tentang bagaimana rasanya mengubah perilaku mereka sendiri,” kata Delawalla.

Baca juga: INFOGRAFIK: 5 Negara yang Gratiskan Vaksin Corona

Jangan memberi label

Dikutip dari Washington Post, 5 Juni 2020, kita sebaiknya tidak mengeluarkan kata-kata yang seolah melabelinya dengan sifat tertentu atas ketidaktaatannya pada protokol kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com