Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ahli Ragukan Vaksin Pertama Covid-19 Membawa Herd Immunity

Kompas.com - 19/11/2020, 08:40 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah dan pejabat negara menyuarakan harapan mereka bahwa vaksin virus corona dapat membawa kekebalan kelompok atau herd immunity.

Harapan itu muncul dengan perhitungan mengimunisasi dua pertiga dari populasi dapat menghentikan pandemi dan membantu melindungi seluruh komunitas atau negara.

Akan tetapi, para ahli menyebut harapan seperti itu 'salah alamat'.

Untuk mencapai herd immunity dengan vaksin Covid-19, perlu melibatkan berbagai faktor, beberapa di antaranya tidak diketahui.

"Kekebalan kawanan terkadang salah dipahami sebagai perlindungan individu," kata ahli dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat kesehatan di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) Josep Jansa, dikutip dari Reuters, Rabu (18/11/2020).

"Tak pantas untuk berpikir 'Saya sendiri tidak akan terpengaruh karena ada kekebalan kelompok'. Kekebalan kawanan mengacu pada perlindungan komunitas, bukan pada bagaimana seseorang dilindungi," ujar dia.

ECDC menggunakan perkiraan ambang herd immunity sebesar 67 persen untuk modelnya.

Sementara, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, pembatasan Covid-19 di negaranya dapat dicabut jika 60-70 persen populasi telah memperoleh kekebalan, baik melalui vaksin atau infeksi.

"Ide herd immunity adalah untuk melindungi yang rentan. Ide di baliknya adalah jika 98 persen dari populasi semuanya telah divaksinasi, akan ada sangat sedikit virus di komunitas, sehingga 2 persen akan terlindungi. Itulah intinya," kata profesor imunologi dan penyakit menular di Edinburgh University Eleanor Riley.

Baca juga: Update Corona Dunia 19 November: 56 Juta Orang Terinfeksi | Penelitian soal Vaksin Sinovac

Tingkat reproduksi

Inti dari kalkulasi kesehatan masyarakat tentang konsep Covid-19 ini adalah tingkat reproduksi atau nilai R dari virus yang menyebabkannya.

Dengan asumsi kemanjuran vaksin secara penuh ambang batas persentase imunitas kelompok untuk penyakit menular dihitung dengan membagi 1 dengan nilai R, mengurangi hasil dari 1, dan mengalikan dengan 100.

Misalnya, herd immunity dari campak dengan perkiraan nilai R 12 atau lebih tinggi, akan aktif hanya ketika 92 persen atau lebih dalam satu kelompok kebal.

"Masalahnya adalah untuk saat ini kami tidak tahu persis seberapa cepat virus menyebar tanpa tindakan pencegahan dan dengan perjalanan normal dan aktivitas sosial yang kami lakukan setahun yang lalu," kata profesor imunologi di Medical University of Vienna Winfried Pickl.

Dengan demikian, banyak negara masih jauh dari keadaan normal. Asumsinya adalah nilai R Covid-19 akan mendekati 4.

Selain itu, kemanjuran vaksin yang kurang dari 100 persen akan membutuhkan peningkatan persentase cakupan yang sesuai untuk mencapai herd immunity.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com