KOMPAS.com - Angin segar mulai datang dari perkembangan uji coba vaksin virus corona yang dilakukan sejumlah perusahaan farmasi.
Hal itu dimulai dari pernyataan perusahaan farmasi Pfizer yang menyebutkan bahwa vaksin virus corona buatan mereka 90 persen efektif mencegah gejala Covid-19.
Update terbaru, vaksin virus corona perusahaan Moderna yang memasuki uji coba tahap 3 disebutkan memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi, yakni 94,5 persen.
Apakah dengan pengumuman tersebut, masyarakat akan segera memasuki masa normal dengan adanya vaksin?
Baca juga: Moderna Umumkan Vaksin Corona Miliknya 94,5 Persen Efektif
Melihat hasil uji coba dua vaksin corona itu, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut meski angka efektivitas yang dihasilkan sudah terbilang tinggi, namun ini bukan lah hasil akhir yang bisa dijadikan patokan.
Sebab menurut Dicky, hasil final dari riset vaksin tersebut masih belum tersedia.
"Itu (hasil uji coba tahap 3) baru preliminary study, artinya hasil awal, sama seperti riset sebelumnya," kata Dicky saat dihubungi Selasa (17/11/2020).
Namun, ia menjelaskan angka efektivitas itu bisa diartikan bahwa calon vaksin tersebut memang memiliki kemampuan untuk melawan virus corona.
"Bahwa oke, setidaknya ada potensi efektif, efisiensi dalam (berarti) setidaknya fungsi proteksi untuk (infeksi) tidak jadi parah. Kemudian tidak terinfeksi di (waktu) sekarang, sudah ada (kemungkinan itu)," jelas dia.
Dicky juga menggarisbawahi bahwa masih belum bisa dipastikan seberapa lama vaksin ini akan efektif pada tubuh manusia. Selain juga soal keamanannya.
"Dari aspek keamanan juga belum sepenuhnya ada hasilnya. Jadi kita harus tetap menunggu, intinya ini belum final. Tapi setidaknya sudah ada kabar baik, bahwa ada potensi efektivitas," ungkap Dicky.
Baca juga: 6 Tanya-Jawab soal Vaksin Corona Buatan Pfizer dan BioNTech
Melihat sejumlah uji coba vaksin menunjukkan hasil signifikan, Dicky menilai hal itu juga merupakan hal yang positif.
Sebab vaksin yang dipilih untuk pengendalian pandemi Covid-19 nantinya, diperlukan adanya diversifikasi atau variasi, dalam kaitan evektifitas, jenis vaksin, dan beberapa pertimbangan.
"Karena jumlahnya (satu produk vaksin) juga enggak akan cukup (untuk kebutuhan global), kemudian juga bagaimana dari sisi kemudahan pengiriman, transportasi, penyimpanan, dan harga juga jadi pertimbangan," lanjutnya.
Adanya vaksin yang aman dan efektif menurut Dicky baru satu langkah meredakan pandemi. Sementara langkah berikutnya adalah bagaimana perencanaan dan program vaksinasi.