KOMPAS.com - Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 mempertemukan Joe Biden dari Partai Demokrat, dan petahana dari Partai Republik, Donald Trump.
Keduanya bersaing memperebutkan suara elektoral terbanyak untuk menduduki kursi kepresidenan AS selama empat tahun mendatang.
Dilansir dari AP News, Rabu (4/11/2020) tidak hanya memilih presiden, rakyat AS juga akan memilih orang yang mereka percaya bisa menyelesaikan dua isu besar yang tengah melanda Negeri Paman Sam.
Dua isu itu adalah pandemi Covid-19 dan masalah perekonomian.
Berdasarkan jajak pendapat yang digelar AP VoteCast, sebagian besar pemilih percaya bahwa Joe Biden dipercaya akan lebih mumpuni mengendalikan pandemi Covid-19 dibanding Donald Trump.
Isu pandemi menjadi perhatian utama sekitar 4 dari 10 pemilih. Saat ini AS menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia.
Baca juga: Pilpres Amerika: Daerah Kunci, Daerah Rebutan hingga Penentu Kemenangan
Namun di bidang ekonomi, para pemilih percaya bahwa Donald Trump akan bisa membangun kembali perekonomian AS yang dilanda masalah pengangguran dan kesulitan dunia usaha.
Sekitar 3 dari 10 pemilih menganggap bahwa masalah ekonomi adalah masalah genting yang harus diselesaikan. Saat ini AS dirundung sekitar 11 juta pengangguran dan pelaku usaha kecil yang mengalami keterpurukan menjelang musim dingin.
AP VoteCast adalah survei nasional yang menjaring lebih dari 132.000 pemilih dan non-pemilih dan dilakukan untuk The Associated Press oleh NORC, University of Chicago.
Pertanyaan apakah pandemi atau ekonomi lebih penting bagi para pemilih menjadi perdebatan sengit dalam kampanye.
Trump berpendapat bahwa ekonomi seharusnya tidak menjadi korban dari virus corona dan mempertahankan argumen, tanpa bukti, bahwa AS tengah membalikkan keadaan.
Di sisi lain, Biden telah memperingatkan bahwa ekonomi tidak akan pernah dapat sepenuhnya pulih kecuali virus corona diatasi terlebih dahulu sehingga bisnis dapat dibuka kembali sepenuhnya.
Mayoritas pemilih menerima argumen dari Biden. Sekitar 6 dari 10 pemilih mengatakan pemerintah harus memprioritaskan untuk membatasi penyebaran virus corona, bahkan jika hal itu membawa dampak negatif bagi perekonomian.
Sementara itu, selama masa kampanye Trump mencoba menjadikan penanganan ekonomi sebagai isu utama untuk pemilihannya kembali.
Namun, Trump harus melakoni perjuangan berat karena angka pengangguran melonjak dua digit pada musim semi lalu.