Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hoaks dan Disinformasi soal Obat Covid-19, Cek Dulu Kebenarannya

Kompas.com - 08/09/2020, 16:22 WIB
Gloria Natalia Dolorosa

Penulis

KOMPAS.com - Sejak pandemi virus corona pada akhir 2019 hingga saat ini, banyak informasi yang beredar tentang virus penyebab Covid-19 ini.

Salah satunya informasi keliru yang banyak beredar soal klaim obat Covid-19. Padahal, hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi virus corona jenis baru.

Klaim obat untuk membunuh virus corona dibungkus dengan kesaksian dari pasien Covid-19. Ada pula klaim obat yang mengatasnamakan dokter.

Sebelum memercayai informasi yang beredar, pastikan selalu mengecek kebenarannya.

Berikut lima hoaks dan disinformasi soal obat Covid-19 yang dirangkum tim Cek Fakta Kompas.com:

Ivermectin jadi obat Covid-19

Sejumlah akun di Twitter pada akhir Agustus lalu mengunggah informasi bahwa ivermectin ampuh melawan Covid-19. Kabar ini sebelumnya pernah tersiar di media sosial pada April 2020.

Karena masifnya kabar tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau Food and Drug Administration (FDA) membuat pengumuman soal ivermectin di laman resminya.

FDA menyatakan, ivermectin memang disetujui digunakan pada manusia dan hewan, tetapi ivermectin tidak disetujui untuk mencegah atau mengobati Covid-19.

"Pengujian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah ivermectin mungkin sesuai untuk mencegah atau mengobati virus corona atau Covid-19," tegas FDA.

Artikel lengkap dapat Anda simak di sini:

[HOAKS] Ivermectin Jadi Obat Covid-19

Campuran kelapa muda, jeruk nipis, dan garam bisa lenyapkan virus corona

Akhir Agustus lalu, sejumlah akun di media sosial mengunggah informasi obat herbal yang dapat dibuat sendiri.

Resepnya, 1 biji air kelapa muda, 1 biji jeruk nipis diperas, dan 1 sendok makan garam dicampur, diaduk, kemudian diminum. Dalam 1 jam virus corona akan hilang.

Resep tersebut diklaim sebagai obat pemberian Tuhan yang mudah didapat dan sangat manjur.

Deputi Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif BPOM Rita Endang mengatakan, hingga saat ini belum ada obat atau vaksin definitif untuk Covid-19. Menurut dia, obat atau vaksin untuk Covid-19 masih dalam tahap pengujian.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com