Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Klaim Obat Covid-19 Hadi Pranoto, Ini Tanggapan Peneliti Mikrobiologi UGM

Kompas.com - 02/08/2020, 16:31 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musisi Erdian Aji Prihartanto kembali menggegerkan publik setelah mengunggah video wawancara bersama Hadi Pranoto, seseorang yang mengaku sebagai profesor sekaligus Kepala Tim Riset Formula Antibodi Covid-19.

Dalam video yang diunggah di akun YouTube Anji pada 31 Juli 2020 tersebut, Hadi menyebutkan bahwa cairan antibodi Covid-19 yang ditemukannya bisa menyembuhkan ribuan pasien Covid-19.

Cairan antibodi Covid-19 tersebut bahkan diklaim telah didistribusikan di Pulau Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Hadi juga menyebutkan, cairan antibodi Covid-19 tersebut juga telah diberikan kepada ribuan pasien di Wisma Atlet, dengan lama penyembuhan 2-3 hari.

Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September

Lantas bagaimana tanggapan peneliti mikrobiologi atas klaim cairan antibodi tersebut?

Klaim yang meragukan

Dosen dan peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada dr Mohamad Saifudin Hakim menegaskan bahwa klaim Hadi Pranoto terkait temuan cairan antibodi Covid-19 tersebut meragukan.

Salah satu hal yang membuat ragu yakni klaim dari Hadi Pranoto bahwa dirinya sudah meneliti virus seperti H5N1, SARS pertama, dan MERS-CoV selama puluhan tahun. Pasalnya, penelitian terkait virus tidak bisa dilakukan di sembarang tempat.

"Labnya (dia) itu di mana? Tidak bisa meneliti virus cuma di dapur, atau di bengkel. Tidak seperti itu. Orang meneliti virus kan harus di lab dengan tingkat keamanan yang sesuai, itu kalau dia mau patuh terhadap Undang-Undang. Tidak mungkin kita meneliti virus berbahaya, apalagi selevel SARS atau MERS yang itu adalah patogen," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Baca juga: Lebih Dekat dengan Bilik Swab Ciptaan Dosen UGM

Ia menjelaskan, patogen diklasifikasikan menjadi empat grup berdasar level bahayanya. SARS dan MERS tergolong dalam grup tiga, karena berpotensi menyebabkan penyakit sangat serius pada manusia.

"Padahal kalau menemukan antibodi itu klaim yang luar biasa. Penelitiannya sendiri harus dilakukan di laboratorium dengan tingkat proteksi keamanan tinggi, dan itu pun tidak banyak di Indonesia," kata Saifudin.

Bila memang produk yang ditemukan oleh Hadi adalah antibodi, Saifudin juga mempertanyakan proses produksinya, apakah sudah dilakukan sesuai dengan Good Manufacturing Practice (GMP).

"Ini kan harus diteliti, bagaimana mungkin orang tiba-tiba mensintesis antibodi dan kemudian mengklaim sudah mendistribusikannya," kata Saifudin.

Menurutnya klaim temuan antibodi Covid-19 oleh Hadi Pranoto, kemungkinan besar adalah informasi palsu atau hoax. Ia juga menyayangkan Anji yang mengunggah video tersebut tanpa melakukan cross-check terlebih dahulu.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Jangan mudah percaya

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus coronaShutterstock Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus corona

Saifudin menjelaskan, di masa pandemi virus corona saat ini segala informasi terkait virus SARS-CoV-2 ini beredar dengan luas di internet. Masyarakat bisa dengan mudah mendapat informasi terkait, seperti obat dan vaksin Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com