Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transformasi Tiket Kereta Api Sejak Jaman Belanda, dari Kertas Tebal ke Digital

Kompas.com - 28/06/2020, 07:04 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu moda transportasi yang paling disukai masyarakat Indonesia, khususnya yang ada di Pulau Jawa adalah kereta api.

Keberadaannya sudah ada sejak jaman penjajahan, mulai dari difungsikan untuk mengangkut hasil pertanian hingga dioperasikan untuk keperluan komersil.

Sejak pertama kali dioperasikan dan melayani masyarakat, Kereta Api Indonesia telah memberlakukan tiket sebagai tanda seseorang berhak menaiki kereta api.

Bentuk tiket ini sejak awal hingga kini hadir dalam bentuk dan komposisi yang terus berubah  seiring perkembangan waktu.

Dan berikut ini jenis-jenis tiket yang diberlakukan untuk kereta api di Indonesia berdasarkan penjelasan PT KAI melalui akun Twitter @kai_121.

Baca juga: Tarif Tiket Kereta Jarak Jauh Naik hingga 40 Persen, Ini Penjelasan KAI

Tiket Edmondson

Tiket Edmondson pertama kali diperkenalkan pada 1840 di Inggris dan ditemukan oleh Thomas Edmondson.

Jenis tiket ini yang pertama digunakan Indonesia pada era Hindia-Belanda oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatshappij (NIS) pada 1897 untuk rute Semarang-Solo-Yogyakarta.

Tiket ini terbuat dari kertas karton berukuran 6x3 cm dan menggantikan keberadaan tiket sebelumnya yang ditulis menggunakan tangan.

Penggunaan tiket Edmonson masih tetap dipertahankan meskipun perusahaan perkeretaapian telah diambil alih oleh Republik Indonesia dari pihak NIS.

Ragam informasi yang tertera dalam tiket ini adalah jenis kereta, asal dan tujuan, harga tiket, keterangan asuransi, dan kode tiket.

Tiket jenis  ini terakhir kali digunakan pada 2009, sebelum akhirnya berganti ke tiket jenis baru.

Baca juga: Calon Penumpang Harus Punya SIKM untuk Beli Tiket Kereta Api dari dan Menuju Gambir

Tiket KA 2009-2016

Selama 7 tahun ini, tiket kereta api berupa selembar kertas yang berukuran lebih besar yakni 20x7 cm, namun tidak terbuat dari kertas karton yang cenderung tebal.

Dicetak menggunakan printer dot matrix, tiket ini mengalami beberapa kali perubahan. Awalnya tidak tertera nama penumpang di dalam informasi yang tercetak lalu menjadi ada.

Kemudian penambahan logo hologram di sisi kanan tiket, dan terakhir, dicantumkan detail informasi penumpang hingga kode QR untuk meningkatkan keamanan tiket dari potensi pemalsuan.

Masih di masa yang sama, PT KAI juga memperkenalkan mesin Cetak Tiket Mandiri yang memungkinkan penumpang membeli tiket di luar PT KAI, tapi juga di mitra-mitra yang bekerja sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com