KOMPAS.com - Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan total kasus infeksi dan kasus aktif Covid-19 tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Berdasarkan data Worldometer, Senin (22/6/2020), total kasus Covid di Tanah Air ada di angka 46.845 kasus, dan kasus aktif atau yang belum dinyatakan sembuh ada 25.610 kasus.
Selain tertinggi di antara negara-negara ASEAN, angka kasus Covid aktif Indonesia secara global ada di urutan ke-18 dunia. Peringkat Indonesia ini lebih tinggi dari jumlah total kasus yang saat ini berada di urutan 29.
Mengenai peringkat total kasus infeksi dan active case Covid-19 negara-negara dunia dapat dilihat di Worldometers.com
Melihat fakta ini, ternyata ada salah satu faktor yang bisa disebut sebagai alasan utama mengapa kasus aktif Covid masih tinggi di Indonesia.
Faktor itu adalah kondisi kesehatan masyarakat, sebagaimana disampaikan oleh epidemiolog Dicky Budiman.
"Active cases juga dipengaruhi beberapa faktor, seperti banyaknya pasien dengan komorbid, lansia, dan lain-lain yang umumnya perlu waktu lama dalam pemulihan," kata Dicky, dihubungi Selasa (23/6/2020) siang.
Lebih dalam soal komorbiditas atau penyakit awal yang memperparah Covid-19, Dicky menyebut obesitas dan diabetes yang angkanya cukup tinggi di Indonesia.
"Obesitas dan penyakit tidak menular Indonesia tinggi, bahkan diabetes termasuk salah satu yang tertinggi di dunia. Kelompok masyarakat ini termasuk yang berisiko tinggi terpapar Covid-19 sekaligus menjadi parah dan perlu perawatan (lebih lama di) RS," ujarnya.
Baca juga: Alasan Orang dengan Obesitas Lebih Berisiko Tinggi jika Terinfeksi Virus Corona
Karena itu, Dicky kembali menyebut pentingnya pelacakan dan pengujian Covid-19 yang lebih massif sejak awal.
Pendeteksian ini sangat berperan penting dalam menekan temuan kasus yang sudah ada dalam tahap parah. Juga penting untuk menghambat terjadinya transmisi yang lebih luas.
"Dengan adanya strategi testing yang cepat (early detection) maka akan mencegah terjadinya banyak kasus aktif akibat pasien yang ditemukan sudah dalam kondisi parah atau memerlukan rawatan kesehatan," sebut dia.
Jika upaya ini berhasil dimaksimalkan, maka banyaknya kasus aktif bisa ditekan ke angka seminimal mungkin.
Dicky menjelaskan, pasien Covid-19 yang sudah parah, yang biasanya diakibatkan oleh penyakit bawaan yang diderita, membutuhkan waktu perawatan dan pemulihan lebih lama darpada pasien Covid-19 yang tidak memiliki riwayat sakit lainnya.
Dicky menegaskan tingginya kasus aktif yang masih ada di Indonesia, bukan semata-mata karena lemahnya sistem medis yang ada, namun lebih kepada kondisi masing-masing pasien yang membutuhkan waktu perawatan cukup lama.