Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Online CDC: Di AS, Ada yang Salah Menggunakan Disinfektan untuk Cegah Virus Corona

Kompas.com - 06/06/2020, 14:36 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah survei online yang dilakukan Center for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan, ada responden yang mengaku menggunakan cairan pembersih dan disinfektan untuk mencegah terinfeksi virus corona.

Melansir Reuters, 6 Juni 2020, beberapa penyalahgunaan tersebut di antaranya mencuci makanan dengan cairan pemutih, menggunakan produk pembersih rumah tangga atau cairan disinfektan pada kulit, dan dengan sengaja menghirup bahkan menelan produk-produk itu.

Survei itu dilakukan setelah pernyataan Presiden Donald Trump yang mengusulkan penyuntikan disinfektan untuk mengobati Covid-19.

Survei online CDC itu dilakukan pada 4 Mei 2020, dengan melibatkan sebanyak 502 orang dewasa di Amerika Serikat.

Laporan survei itu menyebutkan bahwa survei dilakukan setelah adanya peningkatan tajam jumlah mereka yang mengalami keracunan dan melapor ke pusat-pusat pengendalian racun.

Baca juga: Trump Usulkan Suntik Disinfektan dan Sinar UV untuk Obati Covid-19

Dari keseluruhan responden survei, 39 persen di antaranya mengaku telah melakukan satu tindakan berisiko dalam mencegah virus yakni menggunakan pemutih untuk membersihkan makanan atau menyemprotkan disinfektan ke tubuh.

Sebanyak 4 persen peserta survei mengaku telah meminum atau berkumur dengan larutan pemutih encer, air sabun atau disinfektan.

Sekitar 25 persen dari responden mengaku mengalami satu efek kesehatan yang mereka yakini sebagai dampak penggunaan produk-produk tersebut.

Seperti diketahui, pada akhir April 2020, Trump mendapat cercaan dari kalangan medis, setelah mencetuskan ide suntik disinfektan untuk mengobati Covid-19. 

Setelah itu, para pakar medis langsung mendesak para produsen pembersih alat-alat rumah tangga untuk mengingatkan agar tidak meminum atau menyuntikkan produk tersebut pasca-pernyataan Trump.

Baca juga: Kasus Keracunan di AS Meningkat Setelah Trump Sebut Suntik Disinfektan Bisa Lawan Corona

Tak lama setelah pernyataan Trump, Pusat Kontrol Racun di Kota New York melihat adanya lonjakan jumlah orang yang mengonsumsi pembersih rumah tangga.

Kasus itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebutkan bahwa suntik disinfektan kemungkinan dapat digunakan untuk melawan virus corona.

National Public Radio (NPR) melaporkan sedikitnya 30 kasus keracunan.

Jumlah tersebut lebih banyak lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan hanya 13 kasus untuk jangka waktu yang sama setahun yang lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com