Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Protokol New Normal Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Apa Saja?

Kompas.com - 31/05/2020, 13:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memastikan para pelaku industri pariwisata dan ekraf akan mengacu pada protokol kenormalan baru dalam menjalankan usahanya.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Dampak Covid-19 di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Ari Juliano Gema melalui keterangan resmi, Minggu, (31/5/2020).

Ari menyampaikan, pihaknya akan memastikan semua pelaku industri parekraf siap memasuki era kenormalan baru (new normal) dengan protokol-protokol yang ditentukan.

Baca juga: Persiapkan New Normal, Kemenparekraf Susun Program CHS dengan Libatkan Pelaku Parekraf

3 aspek utama

Protokol tersebut mengacu pada 3 aspek utama, yakni bersih, sehat, dan aman.

“Khusus sektor pariwisata, penerapan protokol normal baru tersebut bertujuan agar wisatawan dapat tetap berkunjung dengan tenang dan nyaman karena fasilitas pariwisata kini sudah semakin disempurnakan dengan standar Bersih, Sehat, Aman yang terverifikasi,” kata Ari.

Diberlakukannya protokol ini diharapkan dapat meningkatkan standar kebersihan, kesehatan, dan keamanan di sektor pariwisata, baik bagi para penyedia jasa, masyarakat, maupun para wisatawan yang berkunjung.

Ari menyebut, protokol yang terdiri dari 3 aspek utama itu akan menjadi standard dan budaya baru di sektor parekraf di Indonesia.

Mulai dari kedatangan di bandara atau tempat kedatangan lain, kemudian pengawasan di pintu masuk utama kawasan wisata, proses penerimaan tamu, pengawasan aktivitas wisatawan, hingga akan disediakan fasiitas kesehatan bagi wisatawan.

Dilakukan bertahap

Namun, semua itu akan diberlakukan secara perlahan dan akan melalui proses-proses tertentu agar dapat diterima dan diterapkan dengan sebaik mungkin.

Misalnya protokol ini akan dimulai dengan diadakannya simulasi, berlanjut ke tahap sosialisasi, publikasi, hingga akhirnya diujicobakan.

Baca juga: Normal Baru, Kemenparekraf Siapkan Program CHS di Berbagai Destinasi Wisata

Pelaksanaan tahapan-tahapan ini juga akan diawasi secara ketat dan disiplin dengan mempertimbangkan kesiapan masing-masing daerah.

"Ke depan, sesuai arahan Presiden, setiap pemerintah daerah tetap harus memperhatikan betul kondisi R0 dan Rt, atau laju penyebaran Covid-19 di daerahnya dalam mempersiapkan pembukaan destinasi pariwisata, sehingga penerapan protokol kesehatan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," jelas Ari.

R0 adalah angka reproduksi suatu penyakit menular, semakin tinggi angkanya maka penyakit itu akan semakin menular.

Sementara Rt adalah angka reproduksi penyakit menular setelah adanya intervensi atau upaya penanganan yang dilakukan pemerintah.

Sembari menunggu masa pemberlakuan kenormalan baru dan geliat wisatawan secara fisik yang kembali muncul, para pelaku usaha diharapkan dapat berinovasi secara digital untuk memasarkan usaha yang mereka geluti sehingga bisa bersaing secara global dan bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com