Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2020, 10:10 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 31 Mei 2020, diperingati sebagai World No Tobacco Day atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia.

Setiap tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkampanyekan Hari Tanpa Tembakau setiap tanggal 31 Mei.

Mengapa ada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia?

Melansir laman WHO, alasan WHO memperingatinya setiap tahun adalah untuk:

  1. Menyoroti kesehatan dan risiko lain terkait penggunaan tembakau
  2. Mengadvokasi kebijakan yang mengurangi penggunaan tembakau
  3. Meningkatkan kesadaran tentang bagaimana perokok pasif mempengaruhi perokok, keluarga mereka dan komunitas mereka

Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia juga merupakan momen untuk mendorong para perokok berhenti atau tidak merokok selama 24 jam.

Baca juga: Mensos Minta Bantuan Tunai Tidak untuk Beli Rokok

World No Tobacco Day 2020

Peringatan World No Tobacco Day 2020 mengambil tema "Melindungi kaum muda dari manipulasi industri dan mencegah mereka dari penggunaan tembakau dan nikotin".

Tema yang diangkat setiap tahun berbeda. Berikut tema peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada tahun-tahun sebelumnya:

  • 2019: Kesehatan tembakau dan paru-paru
  • 2018: Tembakau dan penyakit jantung
  • 2017: Tembakau, ancaman bagi pembangunan
  • 2016: Bersiaplah untuk kemasan biasa

WHO mengkampanyekan hal itu untuk menyanggah mitos dan mengekspose taktik yang digunakan oleh industri tembakau di dunia untuk menarik anak muda.

WHO berharap bisa memberikan pengetahuan kepada generasi muda untuk mendeteksi manipulasi industri.

WHO juga ingin membekali anak-anak muda dengan cara menolak taktik semacam itu.

Baca juga: Klaster Pabrik Rokok Tulungagung Dominasi Kasus Covid-19 di Kota dan Kabupaten Kediri

Perokok dan risiko Covid-19

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Hal itu dianggap penting karena saat ini penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kasus virus corona atau Covid-19 parah.

Para perokok dinilai berpotensi mengalami kerusakan paru-paru, kapasitas paru-paru berkurang atau penyakit paru-paru sehingga meningkatkan risiko mengalami penyakit serius.

Selain itu, saat merokok, jari-jari mereka bersentuhan dengan bibir. Hal ini dinilai meningkatkan kemungkinan penularan virus dari tangan ke mulut perokok.

Merokok juga menjadi penyebab kematian utama dan kecacatan di Australia. Penggunaan tembakau membunuh hampir 21.000 orang Australia pada tahun 2015.

Bukti menunjukkan bahwa ketika upaya pengendalian tembakau terhenti, demikian pula penurunan prevalensi merokok.

WHO menyerukan kepada semua orang untuk bergabung dalam perjuangan menjadi generasi bebas tembakau.

Salah satu cara yang dipakai WHO adalah dengan memberikan kuis seputar tembakau. Berikut ini link-nya: Kuis WHO

Setelah menjawab 6 pertanyaan yang diberikan WHO dalam bentuk multiple choice, Anda akan mendapatkan jawaban dan ulasannya.

Baca juga: Anak Usia 11 Tahun Terpapar Covid-19 dari Klaster Pabrik Rokok Tulungagung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Tren
2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

Tren
Dibuka Dua Hari Lagi, Berikut Syarat dan Prosedur Pendaftaran UTBK-SNBT 2024

Dibuka Dua Hari Lagi, Berikut Syarat dan Prosedur Pendaftaran UTBK-SNBT 2024

Tren
Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Tren
Benarkah Soundtrack Serial 'Avatar The Last Airbender' Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Tren
Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Tren
Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Tren
Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Tren
Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Update Hasil Sementara Rekapitulasi Pilpres 2024, Dominasi Prabowo-Gibran di 35 Provinsi

Tren
Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Komeng Terpilih Jadi Anggota DPD Dapil Jabar, Berapa Gajinya?

Tren
7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com