Oleh: dr M Helmi MSc, SpAn, KIC, FISQua MARS
VIRUS CORONA kini menjadi perbincangan di semua kalangan. Sejak pertama kali mengonfirmasi kasus pertama Covid-19, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan risiko paparan dan penyebaran virus corona semakin meluas.
Semua orang berisiko tertular dan menulari orang lain.
Upaya mewajibkan sekolah dan bekerja dari rumah juga perlu dievaluasi, untuk mengetahui apakah orang-orang disiplin untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, menggunakan masker, dan tak bertemu dulu dengan mereka yang tak serumah?
Penulis melakukan survei daring singkat terhadap 501 responden. Dari 501 responden survei ini, sebesar 23 persen responden dari Jakarta.
Hasilnya, didapatkan data bahwa lebih dari 99 persen responden mempunyai pengetahuan yang baik mengenai penularan Covid-19.
Sebesar 88 persen responden dari segala umur dan tingkat pendidikan mengaku telah mengetahui gejala Covid-19.
Sementara, lebih dari 99 persen mengetahui pentingnya memakai masker untuk mencegah penularan Covid-19.
Akan tetapi, pengetahuan tersebut tidak diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkinkah ini yang menyebabkan kematian pasien akibat Covid-19 cukup tinggi di Indonesia?
Proses memburuknya kondisi pasien Covid-19 berlangsung sangat cepat.
Hal ini memperkecil kesempatan untuk memberikan pertolongan terutama dengan kondisi keterbatasan sumber daya seperti alat pelindung diri, ruang isolasi, ventilator, dan lain-lain.
Hingga saat ini, belum ada data mengenai jumlah pasien yang tengah dalam kondisi kritis akibat Covid-19 di Indonesia, baik dalam status PDP atau positif Covid-19.
Tenaga medis menghadapi dilema. Kami harus tetap bekerja di rumah sakit, dan masih harus pulang ke rumah bertemu keluarga dengan risiko menularkan virus kepada keluarga.