Tekanan ini tersebut ditambah dengan stigma masyarakat yang masih belum dapat menerima tenaga kesehatan untuk pulang ke rumah, kontrakan, atau kosnya.
Kami sudah stres dengan risiko tertular, stres dengan risiko menularkan, dan stres dengan stigma masyarakat yang menyudutkan.
Saya kemudian menyadari, mengapa tenaga kesehatan, terutama yang berhubungan langsung dengan pasien Covid-19 tidak dikarantina?
Jawabannya mungkin karena beberapa faktor.
Pertama, jumlah tenaga kesehatan saat ini kurang mencukupi untuk melayani kasus biasa. Dengan adanya Covid-19, semakin sedikit tenaga kesehatan yang bersedia untuk berisiko melayani pasien infeksi virus corona.
Faktor kedua, mungkin karena alasan biaya. Jika ada tempat karantina, siapa yang akan membiayainya? Apakah rumah sakit bersedia?
Faktor ketiga, bisa jadi alasan pribadi dari tenaga kesehatan (terutama dokter) yang sebagian besar dengan status tenaga kontrak (mitra kerja). Jika menjalani karantina, maka tenaga kesehatan tersebut tidak dapat memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dari survei daring singkat yang dilakukan oleh penulis kepada 405 responden tenaga kesehatan di Indonesia, sebesar 71 persen responden menyebutkan tidak ada anjuran untuk melakukan karantina oleh rumah sakit meskipun mereka telah melakukan kontak langsung dengan pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif Covid-19.
Sementara, 50 persen responden mengaku bersedia melakukan karantina dengan sistem dan perlindungan yang baik.
Akhir-akhir ini, ada beberapa isu tentang risiko penularan virus Covid-19 oleh tenaga kesehatan yang pulang ke tempat tinggalnya.
Bahkan, ada berita tentang seorang istri dan dua anaknya diduga tertular Covid-19 melalui virus yang ada di baju ayahnya yang bekerja di rumah sakit.
Menurut penulis, kesimpulan ini terlalu prematur dan cenderung menambah tekanan bagi tenaga kesehatan.
Apakah isu tentang penyebaran melalui baju sang ayah ini telah dikonfirmasi?
Bukankah sudah dijelaskan secara resmi bahwa virus tersebut tidak dapat bertahan terlalu lama di luar tubuh?
Apakah masyarakat mengetahui bahwa tenaga medis yang bekerja di rumah sakit selalu mengganti bajunya sebelum dan sesudah melakukan aktivitasnya? Tahukah bahwa kami selalu mandi setelah melepas hazmat?