Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Dilema Tenaga Medis: Kami Harus Bagaimana?

Kompas.com - 02/05/2020, 14:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tekanan ini tersebut ditambah dengan stigma masyarakat yang masih belum dapat menerima tenaga kesehatan untuk pulang ke rumah, kontrakan, atau kosnya.

Kami sudah stres dengan risiko tertular, stres dengan risiko menularkan, dan stres dengan stigma masyarakat yang menyudutkan.

Saya kemudian menyadari, mengapa tenaga kesehatan, terutama yang berhubungan langsung dengan pasien Covid-19 tidak dikarantina?

Jawabannya mungkin karena beberapa faktor.

Pertama, jumlah tenaga kesehatan saat ini kurang mencukupi untuk melayani kasus biasa. Dengan adanya Covid-19, semakin sedikit tenaga kesehatan yang bersedia untuk berisiko melayani pasien infeksi virus corona.

Faktor kedua, mungkin karena alasan biaya. Jika ada tempat karantina, siapa yang akan membiayainya? Apakah rumah sakit bersedia?

Faktor ketiga, bisa jadi alasan pribadi dari tenaga kesehatan (terutama dokter) yang sebagian besar dengan status tenaga kontrak (mitra kerja). Jika menjalani karantina, maka tenaga kesehatan tersebut tidak dapat memperoleh penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Survei terhadap tenaga kesehatan

Dari survei daring singkat yang dilakukan oleh penulis kepada 405 responden tenaga kesehatan di Indonesia, sebesar 71 persen responden menyebutkan tidak ada anjuran untuk melakukan karantina oleh rumah sakit meskipun mereka telah melakukan kontak langsung dengan pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif Covid-19.

Sementara, 50 persen responden mengaku bersedia melakukan karantina dengan sistem dan perlindungan yang baik.

Akhir-akhir ini, ada beberapa isu tentang risiko penularan virus Covid-19 oleh tenaga kesehatan yang pulang ke tempat tinggalnya.

Bahkan, ada berita tentang seorang istri dan dua anaknya diduga tertular Covid-19 melalui virus yang ada di baju ayahnya yang bekerja di rumah sakit.

Menurut penulis, kesimpulan ini terlalu prematur dan cenderung menambah tekanan bagi tenaga kesehatan.

Apakah isu tentang penyebaran melalui baju sang ayah ini telah dikonfirmasi?

Bukankah sudah dijelaskan secara resmi bahwa virus tersebut tidak dapat bertahan terlalu lama di luar tubuh?

Apakah masyarakat mengetahui bahwa tenaga medis yang bekerja di rumah sakit selalu mengganti bajunya sebelum dan sesudah melakukan aktivitasnya? Tahukah bahwa kami selalu mandi setelah melepas hazmat?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com