Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Belum Terima Surat Pengunduran Diri Wakil Bupati Nduga

Kompas.com - 29/12/2019, 14:44 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negerti (Kemendagri) mengonfirmasi kabar yang sebelumnya berembus kencang, terkait pengunduran diri Wakil Bupati Nduga Wentinus Nimiangge.

Wentinus dikabarkan memilih untuk meninggalkan jabatannya setelah sang sopir sekaligus ajudannya, Hendrik Lokbere, meninggal tertembak peluru yang disebut berasal dari anggota TNI-Polri pada 20 Desember lalu.

Akibat kematian sang ajudan, dikabarkan Wentinus melepas seragam dinasnya di samping jenazah Hendrik sebagai bentuk kecewa.

Sebagaimana dikutip dari Tribun Jogja, Wentinus membuat surat pengunduran dirinya saat berada di Bandara Kenyam, 24 Desember 2019.

Diketahui, Kabupaten Nduga termasuk wilayah di Provinsi Papua yang masih rawan tindak kekerasan.

Informasi ini juga sudah beredar luas di media sosial, salah satunya Facebook di akun Thedy Pekei. Foto Wentinus saat memegang pengeras suara, duduk bersila di tengah jalanan dengan masyarakat yang juga terduduk di sekelilingnya beredar.

Ditambah dengan keterangan foto yang berbunyi sebagai berikut:

"Wakil Bupati Nduga-Prov. Papua Nyatakan Munur dari jabatannya.lantaran Warganya dibunuh dengan kekuatan Alat Negara, melalui TNI?POLRI"

Baca juga: Saat Perangkat Desa dan Bupati Gunakan NMAX dan Rubicon...

Tangkapan layar dari laman FacebookFacebook Tangkapan layar dari laman Facebook

Meski begitu, Kementerian Dalam Negeri mengaku belum menerima surat pengunduran diri yang bersangkutan hingga Sabtu (28/12/2019).

Informasi ini disampaikan melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (29/12/2019).

"Hingga saat ini belum ada, kami belum menerima surat pengunduran diri Wakil Bupati Ndugga. Adapun tata cara pengunduran diri Kepala Daerah/Wakil Daerah diatur dalam pasal 79 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Bahtiar.

Selain itu, Bahtiar juga menegaskan tidak ada penembakan sebagaimana disebutkan di informasi yang telah luas beredar sebelumnya.

Ia dapat memastikan hal itu setelah melakukan rapat dengan Kementerian Koordintor Politik, Hukum, dan HAM (Kemenkopolhukam).

"Berdasarkan hasil rapat Kemenkopolhukam yang dipimpin oleh Menkopolhukam kemarin bahwa tidak ada penembakan seperti yang dikatakan Wabup Nduga, apalagi ditembak oleh aparat TNI-Polri yang di sana justru bertugas untuk menjaga keamanan. Sekali lagi tidak ada aksi menembak warga sipil," jelasnya.

Saat Kemendagri mengkonfirmasi ke Pemerintah Provinsi Papua, surat pengunduran diri Wabup Nduga juga belum diterima di sana.

Menurut Bahtiar, jika benar adanya pengunduran diri maka akan dilayani sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bahtiar mengimbau, sebagai seorang pemimpin daerah, semestinya para pejabat dapat mengayomi masyarakat dan menebarkan rasa tenang, bukan sebaliknya.

Hal itu sesuai dengan undang-undang dan sumpah jabatan yang telah diucapkan untuk menjaga etika, ucapan, menjadi teladan baik, agar menimbulkan suasana sejuk dan damai.

Baca juga: Pamer Slip Gaji di Instagram, Ini Harta Kekayaan Bupati Banjarnegara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com