Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi DPR Membangun Parlemen Modern

Kompas.com - 02/10/2019, 13:02 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024 telah selesai dilaksanakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (1/10/2019).

Total terdapat 575 anggota DPR yang dilantik. Menurut Peneliti Forum masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus komposisi parlemen mayoritas masih dari kalangan tua, dengan usia 36-60 tahun atau sebanyak 427 orang. Sementara untuk anak muda 21-35 tahun hanya sekitar 9 persen, atau sekitar 52 orang.

Artinya anggota DPR terpilih milenial tak begitu signifikan. Namun, apabila mampu membangun semacam aliansi antar politisi milenial lintas partai diharapkan mampu memberikan warna.

"Kekuatan kelompok milenial di parlemen tentu bukan pada jumlah yang banyak. Kekuatan politisi milenial jelas bukan pada dominasi dari sisi jumlah," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (2/10/2019).

Kelompok milenial, imbuhnya diperhitungkan karena kekuatan mereka pada individu yang piawai memanfaatkan teknologi untuk merubah dunia. Dengan kata lain, inovasi dengan bantuan teknologi jadi andalan milenial.

Lucius menambahkan, kehebatan satu orang bisa melahirkan perangkat atau aplikasi yang mampu menghubungkan orang-orang yang hidup di planet bumi tanpa terhambat keterbatasan ruang dan waktu.

Hal itulah, menurutnya, yang bisa dimanfaatkan oleh anggota DPR milenal untuk melahirkan terobosan dan perubahan.

Menurutnya, sudah sekian lama DPR memimpikan untuk membangun parlemen modern. Namun, mimpi tersebut dicetuskan oleh politisi tua.

"Mimpi parlemen modern terjebak dalam paradigma proyek semata. Enggak jadi-jadi tuh parlemen modern walaupun sudah ada satu dua upaya ke arah sana," jelas dia.

Baca juga: Unjuk Gigi Kaum Perempuan di Parlemen, dari Anggota Termuda hingga Ketua DPR

Adaptasi dengan teknologi

Hampir setengah anggota DPR dan DPD tak menghadiri sidang paripurna MPR, Rabu (2/10/2019). Dari 711 anggota DPR dan DPD, hanya 376 anggota yang hadir berdasar absensi yang dibacakan saat pembukaan sidang.   Artinya 335 anggota lainnya tidak hadir.KOMPAS.com/Ihsanuddin Hampir setengah anggota DPR dan DPD tak menghadiri sidang paripurna MPR, Rabu (2/10/2019). Dari 711 anggota DPR dan DPD, hanya 376 anggota yang hadir berdasar absensi yang dibacakan saat pembukaan sidang. Artinya 335 anggota lainnya tidak hadir.

Dengan begitu, menurut Lucius, anggota DPR milenial dapat memanfaatkan kegagapan politisi tua pada kelenturan beradaptasi dengan teknologi, maka disitulah ruang politisi muda dapat berperan.

"Katakanlah soal relasi dengan konstituen yang selama ini selalu diekspresikan oleh politisi tua dengan memperbanyak jumlah dan waktu pelaksanaan reses, lalu menyusul permintaan menambah anggaran per setiap reses, namun semuanya tetap tak berdampak," kata Lucius lagi.

"Anggaran besar dengan capaian minim. Relasi wakil rakyat dengan konstituen juga begitu-begitu saja, kecuali jelang pemilu, banyak politisi tiba-tiba seperti manusia teramah sepanjang sejarah," ungkap dia.

Kondisi tersebut tidak membuat relasi antara wakil rakyat dan rakyat menjadi intim.

Justru, menurut Lucius, wakil rakyat akan semakin makmur dan rakyat akan merana.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com