Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusingnya Cari Rumah (2): Yang Harus Dikorbankan demi Rumah Impian

Kompas.com - 29/09/2019, 08:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Sebelum melanjutkan membaca silakan baca serial pertama
________________________

KOMPAS.com - Indra Budiari, karyawan start-up yang bekerja di bilangan Blok M harus mengorbankan kariernya untuk bisa punya rumah impian.

Ceritanya, setelah menikah pada 2016, Indra dan istrinya baru terpikir untuk membeli rumah.

"Setelah nikah ortu tanya kapan kita punya rumah sendiri atau ngontrak," kata Indra.

Indra dan istrinya pun mulai menabung. Mereka juga beruntung karena dapat pinjaman untuk uang muka rumah dari saudara.

Pertengahan 2017, mereka pun mengambil rumah di bilangan Tanah Baru, Depok. Rumah bertipe 43/75 itu harganya Rp 635 juta.

"DP Rp 135 juta, setengah dari tabungan sendiri, setengah dari saudara," kata Indra.

Setiap bulan selama 15 tahun, Indra dan istrinya harus mencicil Rp 5,2 juta. Cicilan itu menghabiskan separuh penghasilan gaji Indra dan istrinya setiap bulan.

"50 persen gaji habis buat nyicil rumah. Itu selama enam bulan. Kayaknya enggak sanggup, setelah itu mikir emang harusnya pindah kerja cari gaji yang oke," ujar Indra.

Indra pun terpaksa mengundurkan diri dari media tempatnya bekerja. Ia meninggalkan kegemarannya menulis. Gajinya sebagai pewarta tak cukup untuk mencicil rumah.

Apalagi, cicilan itu akan naik mengikuti bunga setiap tahun. Tahun depan, cicilannya saja naik jadi Rp 5,6 juta.

5 jam di jalan

Lebih malang dari Indra, ada Riki, seorang fotografer yang berhasil punya rumah di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Setiap hari, Riki menghabiskan sekitar lima jam di jalan untuk berangkat dan pulang.

"Tahun 2015 ambil rumah karena kebetulan lagi ada dana untuk DP, ada Rp 20 juta dari menang lomba," kata Riki.

Dengan uang Rp 20 juta, pilihan Riki jatuh pada Cibubur dan Citayam. Di Citayam, ada akses KRL namun harga rumahnya lebih mahal dengan kualitas tak lebih bagus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com