Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpek Wariga, Ungkapan Syukur Atas Kekayaan Alam yang Melimpah

Kompas.com - 26/04/2024, 09:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.comTumpek Wariga adalah hari suci umat Hindu di Bali yang diperingati setiap Saniscara Kliwon atau Sabtu Kliwon wuku Wariga, yang datang setiap 210 hari.

Tumpek Wariga masuk dalam rangkaian enam tumpek yang diperingati oleh umat Hindu Bali, yakni Tumpek Landep, Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, Tumpek Krulut, Tumpek Kandang, dan Tumpek Wayang.

Tumpek Wariga juga kerap disebut sebagai Tumpek Pengatag, Tumpek Pengarah, Tumpek Uduh, atau Tumpek Bubuh.

Tumpek Wariga dirayakan sebagai rasa syukur dan penghormatan kepada Dewa Sangkara, yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pemelihara kesuburan semua pepohonan dan tumbuhan.

Berikut ini tujuan dan ritual Tumpek Wariga yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali.

Baca juga: 6 Tumpek dalam Tradisi Masyarakat Hindu Bali

Tujuan Tumpek Wariga

Tumpek Wariga merupakan hari untuk memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya tumbuh-tumbuhan.

Perayaan Tumpek Wariga juga merupakan penjabaran dari salah satu inti konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam, khususnya dengan tanaman yang menjadi sumber kehidupan.

Menghargai alam merupakan salah satu cara untuk menjadikan (karana) hidup lebih sejahtera (hita). Karena hidup dari alam, manusia wajib menjaga dan menghargainya.

Dengan kata lain, melalui upacara Tumpek Wariga, umat Hindu di Bali tidak hanya mengekspresikan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas keberkahan yang diberikan melalui tanaman, tetapi juga menguatkan hubungan spiritual dengan alam serta meneguhkan nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menghormati lingkungan.

Mengutip disbud.bulelengkab.go.id, perayaan Tumpek Wariga jatuh setiap Sabtu Kliwon wuku Wariga, tepat 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.

Oleh sebab itu, selain membangun hubungan harmonis dengan tumbuh-tumbuhan, tujuan Tumpek Wariga adalah untuk berkomunikasi dengan Sang Hyang Sangkara agar memberikan anugerah kepada tumbuhan supaya berbuah banyak dan hasilnya dapat dipersembahkan pada saat Hari Raya Galungan.

Baca juga: Tumpek Landep, Hari Suci untuk Mengasah Ketajaman Pikiran

Ritual Tumpek Wariga

Umat Hindu Bali merayakan Tumpek Wariga dengan cara bersembahyang, yang diikuti dengan serangkaian upacara, yang umumnya dilakukan di kebun milik warga.

Di sana, dihaturkan sesajen sebagai persembahan kepada Dewa Sangkara, yang dipercaya sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bertanggung jawab atas keberhasilan pertumbuhan tanaman.

Adapun prosesi upacara tumpek Wariga adalah menyeka batang pohon dengan hati-hati menggunakan blakas, atau pisau dapur yang agak besar.

Sambil melakukan penyekaan ini, doa-doa baik disampaikan secara langsung maupun dalam hati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com