Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Upaya Muslim Memahami Paskah

Kompas.com - 31/03/2024, 07:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIDAK semua upacara, seremoni, ibadah, puja, ritual dalam agama tertentu bisa dicarikan persamaannya dalam agama lain. Ibadah, upacara, atau ritual itu unik masing-masing ajaran dan tradisi agama.

Memang, semua umat beragama memanjatkan doa. Jelas semua sama-sama bersembahyang. Namun bunyi, tata cara, tempat dan waktu berbeda-beda.

Kadangkala dengan mencari ibadah yang hampir sepadan dan terbiasa dilakukan dalam iman sendiri akan menolong untuk memahami iman lain. Memahami ritual dan ibadah lain penting.

Pemahaman ini melahirkan penghargaan. Toleransi dan persahabatan antariman lahir dari upaya saling memahami. Tak kenal, tak cinta. Tak paham, tak toleran. Begitu kira-kira.

Paskah bagi Katolik dan Kristen sudah dilakukan dua ribu tahun. Namun bagi mayoritas umat Islam di Indonesia, sekadar tahu kapan melakukan dan menikmati liburannya sudah langkah pertama dalam upaya memahami iman lain. Oh ini libur Paskah, tanggal merah. Mari rehat di rumah.

Namun, bisa jadi kita perlu meningkatkan level pemahaman, menurut kacamata semampunya.

Sejarahnya, Paskah Kristiani ini bersamaan dengan peringatan Passover Yahudi. Paskah adalah upaya mengingat dan meneladani kebangkitan Yesus di hari ketiga setelah peristiwa tiang salib.

Sedangkan Passover adalah mengingat kebebasan suku Israil dari cengkeraman Fir’aun di Mesir.

Bagi Muslim, Musa dan Isa adalah nabi Tuhan. Isa yang diperingati di Paskah adalah nabi, dan Musa dalam Passover juga nabi. Keduanya termaktub dalam Kitab Suci Al-Qur’an, pendahulu Nabi Muhammad.

Namun, ada perbedaan ketiga kacamata iman Yahudi, Kristiani dan Islam. Passover pada dasarnya termaktub dalam Kitab Keluaran di Perjanjian Lama, di mana Musa membebaskan kaumnya. Sedangkan Paskah merujuk Perjanjian Baru, soal kebangkitan Yesus.

Masalahnya, bagi iman Muslim dalam teologinya (aqidah) Nabi Isa itu tidak disalib, tetapi diangkat oleh Tuhan. Pada waktu akhir zaman nanti diturunkan lagi.

Penyaliban itu tidak terjadi, tetapi diganti dengan tubuh lain. Ya berbeda, pemahaman tentang Yesus dan Isa menurut Kristiani dan Muslim.

Umat yang berbeda memahami dengan cara imani yang berbeda pula. Tidak perlu merasa harus mengubah iman kita, atau terancam konversi ke iman lain, cukup pahami saja.

Kita dudukkan perbedaan itu, sebagaimana kita memaklumi mulainya puasa tidak bersama antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha juga sering berbeda keduanya.

Ketiga agama Semitik: Yahudi, Kristiani, dan Islam memang berakar pada tradisi kuno yang sama, kisah para nabi dari Adam sampai Isa, tetapi perlu dipahami bahwa ketiganya adalah agama yang berbeda. Perbedaan tentu sebagai konsekuensi beda institusi, teologi, dan ibadahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com