Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhardis
PNS

Saat ini bekerja sebagai periset di Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas, BRIN

Tahun Naga Kayu

Kompas.com - 14/02/2024, 12:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENGHABISKAN liburan empat hari berturut-turut menjelang Valentine dengan membaca novel sepertinya bukanlah pilihan yang buruk. Lebih-lebih bila novel yang dibaca berkaitan dengan momen liburan tersebut.

Salah satu momen yang dirayakan adalah Imlek dan Tahun Baru China. Ya, tahun 2024 ini dikenal dengan nama tahun Naga Kayu.

Maka, novel Wings of Fire A Guide to The Dragon World karya Tui T. Sutherland dari penerbit Scholastic Press, New York, dapat dijadikan pilihan.

Ini bukan tentang timbang buku, resensi novel, maupun endorse, ya. Lebih dari itu, tulisan ini menyoroti profil naga dari sisi kesusastraan dan relevansinya di zaman kekinian. Ada beberapa pengetahuan yang dapat kita ambil dari cerita di dalam novel ini.

Pertama, setiap naga adalah individu. Kita tidak bisa mengelompokkan semua naga dari suku manapun ke dalam satu kategori.

Kedua, naga pada masa itu adalah makhluk-makhluk soliter. Ada naga yang hidup sendiri di dalam gua gunung, atau keluarga kecil di pulau es di utara yang jauh, atau sepasang di dalam jurang di bawah laut.

Ketiga, selama mereka bisa dibiarkan sendiri, dengan mangsa yang cukup untuk dimakan dan beberapa harta untuk dikumpulkan, naga puas tinggal di dalam gua mereka.

Keempat, lebih tua usia naga, ia lebih bijaksana dan lebih berbahaya dari kebanyakan.

Kelima, begitu dia menemukan naga lain, dia mencarinya dan membawa mereka ke dalam pasukannya. Satu per satu, dari berbagai penjuru dunia, mereka bergabung di bawah sayapnya.

Lantas, apa yang dapat kita renungi dan jadikan pembelajaran dari novel tersebut? Kita tidak bisa menafikan peran sastra sebagai sarana pendidikan, bukan?

Buku Teori Pengkajian Fiksi karya Nurgiyantoro yang sering dijadikan “buku suci” bagi mahasiswa sastra Indonesia juga memuat pernyataan bahwa sastra sedikit banyak berhubungan dengan karakter.

Melalui tokoh dan penokohannya, kita dapat meneroka berbagai macam karakter manusia. Karakter yang baik dapat dijadikan pedoman, karakter yang tidak baik cukup dijadikan pembelajaran.

Jadi, karakter naga yang dideskripsikan dalam novel Wings of Fire A Guide to The Dragon World memberikan beberapa pembelajaran bagi kita.

Bila ingin melakukan cocok-logi dengan tahun 2024 sebagai tahun naga kayu, kita bisa melihat “naga-naga” kekinian yang dimaksud.

Pertama, individualis. Generasi kekinian sudah mulai menampakkan sosok individualisnya. Lihatlah di VT medsos. Mereka merenovasi rumah subsidi pemerintah menjadi rumah mewah yang hanya menyisakan “mulut gua” sebagai gerbang masuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com