Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Aceh Pernah Menjadi Ibu Kota Indonesia?

Kompas.com - 13/11/2023, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibu Kota Nusantara atau IKN resmi terpilih sebagai nama dari ibu kota Indonesia yang baru.

Akan menggantikan Jakarta, Ibu Kota Nusantara saat ini sedang dibangun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Apabila ditilik dari sejarahnya, Indonesia telah mengalami beberapa kali perpindahan ibu kota sejak zaman kemerdekaan.

Salah satunya, ibu kota Indonesia pernah pindah ke Aceh, tepatnya di Kota Bireuen pada 1948.

Baca juga: Latar Belakang Agresi Militer Belanda II

Berapa lama Bireuen menjadi ibu kota Indonesia?

Dalam sejarahnya, Aceh, tepatnya Kota Bireuen pernah menjadi ibu kota Indonesia selama satu minggu terhitung sejak tanggal 18 Juni 1948.

Pada saat itu, Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Bireuen dengan menumpang Pesawat Dakota.

Pesawat udara khusus yang dipiloti oleh Teuku Iskandar tersebut mendarat di lapangan terbang sipil Cot Gapu pada 16 Juni 1948.

Kedatangan Presiden Soekarno beserta rombongannya disambut ramah oleh Gubernur Militer Aceh Tengku Daud Beureueh serta sejumlah tokoh ulama dan tokoh masyarakat.

Malam harinya, diselenggarakan rapat akbar di lapangan terbang Cot Gapu.

Dalam rapat akbar tersebut, Presiden Soekarno berpidato yang bertujuan untuk membakar semangat juang rakyat di Karesidenan Bireuen.

Sebab, pada saat itu, Belanda masih terus berusaha kembali menduduki Indonesia lewat Agresi Militer Belanda I (1947) dan Agresi Militer Belanda II (1948).

Selama sepekan Presiden Soekarno di Aceh, pusat pemerintahan Indonesia pun secara tidak langsung juga dikendalikan secara sementara di sana.

Bireuen merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Kabupaten Aceh Utara antara Kota Peudada dan Geurugok.

Baca juga: Mengapa Agresi Militer Menjadi Bumerang bagi Belanda?

Kota ini dilalui oleh jalan negara yang menghubungkan kota-kota besar di Aceh, seperti Lhokseumawe dan Sigli.

Selama satu minggu di Bireuen, Aceh, Presiden Soekarno mengendalikan pemerintahan Indonesia di kediaman Kolonel Hussein Joesoef, Panglima Divisi X Komandemen Sumatera, Langkat, dan Tanah Karo di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati Bireuen sekarang).

Dipilihnya Bireuen sebagai ibu kota sementara bukan hanya karena daerah ini yang paling aman, tetapi juga merupakan pusat kemiliteran Aceh.

Selain itu, Kota Bireuen juga memiliki letak yang strategis sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatur strategi militer untuk memblokade serangan Belanda di Medan Area yang sudah menguasai Sumatera Timur.

Setelah Aceh, ibu kota Indonesia dipindah ke Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 19 Desember 1948 karena Yogyakarta, ibu kota Indonesia sebelumnya, berhasil dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.

 

Referensi:

  • Purwoko, Fatimah. (2019). Sejarah Nusantara yang Disembunyikan. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
  • Sanjaya, Pierre. (2019). Jakarta 2045. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com