KOMPAS.com - Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November selalu dikaitkan dengan sosok Sutomo.
Sutomo atau yang biasanya dipanggil sebagai Bung Tomo adalah salah satu figur sentral dalam peristiwa Pertempuran 10 November 2021 di Surabaya, Jawa Timur.
Melalui pidatonya selama Pertempuran Surabaya, Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat para pejuang yang kala itu bertempur dengan Sekutu.
Teks pidato Bung Tomo dibacakan beberapa hari setelah pasukan Sekutu mendarat di Surabaya pada 18 September 1945.
Pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya merupakan bagian dari Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI).
Pasukan ini juga bagian dari aliansi Sekutu yang baru saja meraih kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya melawan Jepang.
Misi utama RAPWI adalah pembebasan tawanan perang dan interniran, serta pengambilan senjata dari tentara Jepang.
Namun, situasinya menjadi lebih kompleks ketika pasukan Sekutu beberapa kali melancarkan serangan dan mencoba memaksa penduduk Surabaya menyerahkan senjata mereka.
Eskalasi konflik mencapai puncaknya ketika Jenderal Mallaby tewas dalam insiden di Jembatan Merah, dekat Gedung Internatio.
Peristiwa ini memicu kemarahan pihak Sekutu dan memotivasi semangat perlawanan dari para pemuda di Surabaya.
Akibatnya, Pertempuran Surabaya meletus pada 10 November 1945.
Beberapa hari sebelum meletusnya Pertempuran Surabaya, Bung Tomo memberikan pidato melalui Radio Pemberontak yang dioperasikan oleh barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) di Surabaya.
Pidato ini berperan penting dalam membangkitkan semangat perlawanan dan patriotisme di kalangan warga Surabaya.
Baca juga: Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Hari Pahlawan Nasional
Bismillahirrohmanirrohim..
Merdeka!!!