Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Moyang Orang Jawa Menurut Serat Jayabaya Jangka Sengkala

Kompas.com - 26/09/2023, 10:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jayabaya adalah raja Kerajaan Kediri yang terkenal dengan ramalan-ralamannya nan akurat.

Salah satu ramalan Jayabaya berisi tentang asal-usul nenek moyang orang Jawa.

Ramalan itu tertuang dalam salah satu manuskrip bersejarah yang berjudul "Serat Jayabaya Jangka Sengkala".

Manuskrip ini memuat kisah legendaris yang menjelaskan asal mula orang Jawa serta peranan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Jawa.

Baca juga: Sejarah Migrasi Orang Jawa ke Malaysia

Apa itu Serat Jayabaya Jangka Sengkala?

Serat Jayabaya Jangka Sengkala adalah manuskrip kuno berbahasa Jawa yang mengandung 61 halaman dalam bentuk prosa.

Setiap isi serat tersebut mengandung ajaran hidup yang mencakup kehidupan sosial budaya, kepercayaan, mistis, dan filosofis agar dapat dimaknai oleh masyarakat, khususnya orang Jawa.

Diperkirakan bahwa Serat Jayabaya Jangka Sengkala ditulis oleh Pangeran Wijil I dari Kadilangu pada 1741-1743 Masehi atau sekitar 1666-1668 tahun Jawa.

Salah satu isi manuskrip ini menceritakan mengenai pertemuan antara Raja Kediri, Prabu Jayabaya, dengan seorang tamu dari negeri Rum yang memiliki kemampuan gaib, yakni Maulana Ngali Samsujen.

Maulana Ngali Samsujen merupakan tokoh yang dikenal memiliki pengetahuan tentang peristiwa masa lalu dan masa depan.

Prabu Jayabaya banyak belajar mengenai pengetahuan gaib dari Maulana Ngali Samsujen. 

Baca juga: Mengenal Jayabaya dan Isi Ramalannya

Awal kedatangan manusia ke tanah Jawa

Menurut cerita dalam manuskrip ini, awal mula kedatangan manusia ke Jawa terjadi ketika pulau ini masih kosong tanpa penduduk.

Sultan Ghalbah di negeri Rum menerima petunjuk gaib untuk mengisi pulau-pulau kosong di sekitarnya.

Sultan kemudian memerintahkan Sang Patih untuk mencari pulau-pulau yang masih sepi.

Sang Patih pun menuruti perintah tersebut dan mencari tahu pulau-pulau kosong dari para nakhoda kapal.

Setelah mendapat informasi dari para nakhoda, Sang Patih menemukan sebuah pulau di sebelah tenggara Hindustan yang masih kosong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com