KOMPAS.com - Konflik Sabah adalah sebuah insiden yang muncul setelah sekelompok orang sekitar 100-400 orang tiba di Kampung Tanduo, Lahad Datu, Sabah, pada 11 Februari 2013.
Kelompok ini menyebut diri mereka sebagai Pasukan Keamanan Kerajaan Kesultanan Sulu dan Borneo Utara, yang dikirim oleh Jamalul Kiram III, salah satu penuntut Kesultanan Sulu.
Tujuan Kiram mengirim pasukannya ini adalah untuk menegaskan klaim teritorial mereka yang belum selesai di timur Sabah (bekas Borneo Utara).
Konflik Sabah ini mengakibatkan sekitar lima polisi Malaysia dan dua orang yang diidentifikasi sebagai tentara Kesultanan Sulu menjadi korban.
Baca juga: Kronologi Konflik Sampit
Penyebab terjadinya konflik Sabah 2013 ini adalah perebutan wilayah kekuasaan antara Malaysia dengan Kesultanan Sulu.
Pasalnya, Kesultanan Sulu mengklaim Sabah sebagai wilayah mereka.
Klaim Sulu atas Sabah ini berkaitan dengan perundingan antara Filipina dengan Moro National Liberation (MNLF), yang dimediasi oleh Malaysia pada 2012 lalu.
Hasil perundingan tersebut adalah keputusan bahwa Mindanao termasuk juga Sulu sebagai wilayah otonomi dan sebagian besar wilayah Sulu akan dikelola secara independen oleh Mindanao.
Hal inilah yang kemudian membuat Kesultanan Sulu yang berada di Filipina bagian selatan tidak mendapat lahan lagi dan berniat merebut wilayah tempat lain, yaitu Sabah.
Menurut sejarahnya, Sabah merupakan tanah Kesultanan Sulu.
Namun, sejarah lain menceritakan bahwa ketika Inggris memerdekakan Malaysia pada 1963, Sabah dinyatakan masuk wilayah Malaysia.
Mengetahui hal tersebut, Malaysia menyatakan tidak akan melepas Sabah ke tangan Kesultanan Sulu, bahkan Malaysia menambah jumlah pasukannya untuk mempertahankan wilayah Sabah.
Sementara itu, Sulu masih terus bertekad akan melancarkan serangan hingga Sabah berhasil diambil alih.
Juru bicara Sultan Sulu Jamalul Kiram III, yaitu Abraham Idjirani menegaskan bahwa tentara Kesultanan Sulu tidak akan menyerah sampai akhir.
Di pihak Sulu ada pejuang Moro yang membantu mereka melawan Malaysia, sedangkan di pihak Malaysia dibantu oleh pemerintahan Filipina.