Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Orde Lama

Kompas.com - 01/07/2023, 14:02 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orde Lama merupakan istilah untuk menyebut sebuah periode pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno.

Soekarno memimpin Indonesia sejak diproklamasikannya kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 hingga 1966.

Terdapat beberapa kekurangan pada masa pemerintahan Orde Lama yang tengah membangun negara Indonesia merdeka.

Berikut ini beberapa kekurangan Orde Lama:

Baca juga: Sejarah Orde Lama

Ketidakstabilan politik

Kondisi politik pada masa Orde Lama mengalami pergolakan yang hebat. Hal ini ditengarai oleh kondisi Indonesia yang memang masih muda.

Indonesia yang baru merdeka masih mencari-cari suplemen yang cocok dalam menjalankan pemerintahan di tengah keragaman rakyatnya.

Keragaman tersebut tidak saja mengenai sosial budaya, tetapi juga terkait pikiran-pikiran tentang bangsa Indonesia.

Setiap golongan saling mengusung pemikiran-pemikiran hebat untuk Indonesia yang berakibat pada persaingan antar golongan sehingga banyak program tidak tuntas.

Hal demikian ini dapat diamati dari umur pendek setiap kabinet yang menjalankan roda pemerintahan pada masa Demokrasi Parlementer 1950-1959.

Selain itu, juga timbul beberapa pemberontakan dari golongan yang tidak sependapat dengan kebijakan-kebijakan Orde Lama, seperti PRRI-Permesta.

Baca juga: Latar Belakang Timbulnya Pemberontakan pada Orde Lama

Ketidakstabilan ekonomi

Ekonomi Indonesia pada masa Orde Lama juga tidak stabil meskipun beberapa kebijakan ekonomi telah dilangsungkan.

Ketidakstabilan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti beban ekonomi yang ditanggung Indonesia akibat suatu kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar 1949.

Ditambah lagi dengan biaya politik, APBN, upaya pembebasan Irian Barat, dan kasus Malaysia pada tahun 1962-1965 yang memakan dana paling besar di antara kebutuhan ekonomi lainnya.

Ketidakstabilan ini semakin meningkat pada tahun-tahun akhir pemerintahan Orde Baru, tepatnya sejak 1961 yang mengalami hiperinflasi.

Dikutip dari Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah yang ditulis oleh Prof. Boediono, Inflasi kala itu berada di kisaran 100%.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com