Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Modifikasi Wukuf

Kompas.com - 29/06/2023, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANGGAL 26 Juli, 8 Dzulhijjah bus-bus besar dari arah Raudah, Jarwal, Mahbas Jin, Misfalah, Shishah bergerak pelan-pelan ke arah Arafah. Mulai jam 6 pagi, kursi-kursi roda sudah mulai di pindah ke sana.

Tepat di depan terowongan tol Mina, bus-bus macet dari siang sampai sore hari. Penulis bersama dengan tim Monitoring Kementerian Agama, bersama Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’di, Stafsus dan Staf Ahli di bawah pimpinan Prof. Abu Rohmat bergerak pada jam 10 malam.

Di tenda-tenda Arafah yang sudah nyaman dan modifikasi modern, para jamaah sudah ditentukan tempatnya dari sebelas sektor dan 556 kloter. Penempatan sudah rapi.

Itulah pelaksanaan wukuf (rehat) di padang Arafah yang tekenal ganas itu. Semua tenda ber-AC. Masjid sektor juga terbuat dari tenda bertiang besi. AC berlipat-lipat.

Para jamaah dan petugas lebih banyak tinggal di tenda-tenda dan mengurangi terik alam terbuka. Udara mencapai 47 derajat.

Wuquf asal katanya berhenti, dalam bahasa Inggris stop. Qif hina ya Habibi (berhenti di sini saudaraku), sering kita dengar dari arahan polisi-polisi Mekkah.

Pada khotbah wuquf di tenda Amirul haj, 9 Dzulhijjah, Habib Ali Hasan al-Bahar mengembalikan tema wuquf ke Nabi Adam dan Ibrahim. Nabi Muhammad menyampaikan khotbah perpisahan (wada) pada saat wuquf.

Ibadah haji mengembalikan memori soal asal muasal manusia. Habib Bahar kembali ke doktrin teologi.

Namun, Penulis mengambil hikmah dari wukuf dengan cara mengembalikan asal muasal rehat pada masyarakat peralihan nomaden (pindah-pindah) ke sedentari (mukim tetap).

Perlu dicatat bahwa Islam bertradisi Semitik, lahir di Timur Tengah tempat peralihan banyak pola hidup manusia.

Masyarakat nomaden Baduwi mendominasi Timur Tengah dari gurun-gurun Afrika sampai bebatuan Jazirah Arab.

Wukuf pada haji mengingatkan kita pada masyarakat nomaden pastoral, yang ditandai dengan peternakan.

Masyarakat nomaden sedikitnya ada dua: nomaden awal berupa pemburu dan pengumpul (hunter and gatherer) dan nomaden pastoral (peternak).

Nomaden hunter bisa dilihat di suku-suku Amazon, Aborigin Australia, Papua, atau kedalaman Kalimantan. Nomaden jenis ini berpindah-pindah bergantung pada hewan buruan dan tanaman. Mereka kurang melibatkan tenda.

Masyarakat nomaden pastoral banyak contohnya, suku-suku Mongol, Kuchi di Afghanistan, Tuareg di Sahara yang tersebar di berbagai negara Nigeria, Mali, dan Burkina Faso.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com