TAWAF merupakan bagian utama dari umrah dan haji. Semua jamaah melakukan ritual ini, terutama ketika pertama kali datang ke Mekkah.
Tawaf seperti ketokan pintu memasuki area Ka’bah dan doa pertama yang dipanjatkan para jamaah.
Setelah membalut diri dengan pakaian ihram, warna putih, tanpa jahitan, hanya dililitkan, dan niat umrah diucapkan bersama-sama.
Seorang mutawif (pemimpin tawaf) menuntun bacaan bersama-sama. Suara kadang nyaring, bisa juga pelan-pelan.
Selama perjalanan dengan mobil atau bus, jamaah sudah bertasbih, bertahmid, dan bertakbir. Mereka mengagungkan Tuhan, mengucapkan syukur, memuji kebesaran-Nya, memohon keselamatan, dan perlindungan dari kemungkaran.
Doa terus menerus dilantunkan sebelum memasuki area Masjid Haram.
Sebetulnya tawaf bisa dilakukan kapan saja, selama berada di sekitar Masjid Haram Mekkah. Namun, kesibukan masjid dan kepadatan kerumunan jamaah dari berbagai negara, ras, dan etnis di sekitar Ka’bah merupakan tantangan tersendiri.
Kesempatan tawaf betul-betul berharga para jamaah haji. Tawaf awal menandai memulainya umrah dan haji.
Dalam menjalankannya, jamaah berputar untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Riuh rendah suara doa dan zikir jamaah bisa didengarkan.
Ketika akan mendekati Maqam Ibrahim (seperti kubah kecil penuh dengan iman tentang peran Ibrahhim dalam membangun rumah ini menurut Islam) tangan kanan para jamaah diangkat tanda menghormati.
Bacaan doa dalam bahasa Arab riuh rendah dengan berbagai logat dan dialek di dunia. Bahasa Arabnya sama, tetapi bunyinya beragam karena lidah masing-masing bervariasi.
Jamaah ada yang bergerombol dalam membaca doa bersama-sama. Ada juga yang kurang dari lima orang.
Suasana panas terik matahari di Mekkah sekitar 40 sampai 47 derajat celcius. Tawaf pagi, sore atau malam lebih menghemat energi tanpa melawan terik matahari yang membakar sampai kerongkongan.
Konon tawaf dilakukan orang-orang Mekkah jauh hari sebelum Islam itu sendiri. Ka’bah merupakan rumah suci sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Perputaran jamaah mengandung makna lama dan baru. Tidak hanya sekadar menghormati Ka’bah, tetapi juga arti yang patut digali.