Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Tawaf, Berputarnya Manusia dan Alam Semesta

Kompas.com - 11/06/2023, 08:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Jika diluaskan makna perputaran tawaf itu sendiri, seluas makna gerakan semesta. Bumi berputar pada porosnya. Bulan mengelilingi bumi.

Bumi dan bulan bersama-sama mengelilingi matahari. Matahari juga berputar dan mengelilingi pusat galaksi.

Semua planet di sistem tata surya kita berputar mengelilingi matahari sebagai pusat gravitasi. Tata surya kita bergerak dan berputar.

Putaran masing-masing planet di aksisnya dan putaran planet mengelilingi matahari barangkali juga menyerupai tawaf. Makna baru yang layak direnungkan.

Beribadah berarti juga memberi makna. Ibadah adalah ungkapan manusia terhadap kebesaran Tuhan. Kebesaran Sang Pencipta bisa dirasakan bagaimana alam ini menjadi cermin-Nya.

Tawaf bisa jadi adalah cerminan dari putaran bumi, planet lain, dan sistem di tata surya. Tentu agama lain juga mengajarkan putaran itu, seperti Buddhisme dalam ritual pradaksina.

Praktiknya para Bhante dan umat Buddha mengitari Borobudur saat upacara Waisak, seperti tawaf juga.

Putaran memang bentuk yang tak terbatas. Daoisme di China juga menggambar Yin dan Yan dalam putaran dua gerakan putih dan hitam. Putaran berarti keseimbangan.

Putaran tawaf merupakan gerakan manusia mengelilingi takdirnya. Manusia bagian dari alam raya. Alam raya terus berputar menjadi waktu. Putaran bumi ke matahari menjadi musim, hujan atau panas, salju atau gugur.

Putaran bulan pada bumi juga menjadi penanda waktu dan penentuan hilal dan bulan-bulan dalam Islam. Matahari sejak era Babilonia dan Sumeria sudah menjadi penanda waktu, jam, dan menit.

Baik bayangan matahari itu sendiri atau penampakannya sudah lama dihitung oleh para ahli pengetahuan dan agama di banyak iman, kebudayan dan peradaban.

Natal ditentukan oleh penanggalan Gregoriana, yang berdasarkan solar. Sementara penanggalan Islam, Idul Adha, Idul Fitri, dan lain-lain bersandar pada sistem lunar. Hindu dan Buddha mempunyai penanggalan sendiri yang lebih kuno.

Bulan dan matahari hadir dalam banyak ayat-ayat Kitab Suci, Weda, Tripitaka, Perjanjian Lama dan Al-Qur’an.

Sejak era Mesir kuno, matahari, bintang, dan bulan sudah dicatat secara teliti untuk menandai ritual keagamaan dan musim menanam atau panen gandum di sekitar sungai Nil.

Putaran tawaf mengingatkan kita pada alam raya yang tidak berhenti pada tugasnya. Waktu berjalan ke depan. Tawaf juga dilakukan maju terus seperti jalannya waktu.

Semua yang terlewati hanya menjadi ingatan. Manusia adalah bagian dari alam. Semua agama mengajarkan putaran dan taat pada hukum alam, yang merupakan tanda kebesaran Tuhan.

Manusia sekadar bagian kecil dari sistem putaran alam raya, matahari, planet, bumi dan bulan. Belum menyebut mahligainya galaksi dan sistemnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com