KOMPAS.com - Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustsus 1945, Belanda datang kembali ke Indonesia.
Kedatangan Belanda dalam wacana rekolonialisasi ini tentunya ditentang oleh para rakyat Indonesia yang kemudian melakukan perlawanan.
Semangat mempertahankan kemerdekaan berkobar di setiap jiwa masyarakat Indonesia sehingga terjadilah banyak pertempuran yang memakan dana besar sepanjang tahun 1945-1949.
Di antara peperangan besar pada masa tersebut adalah masa-masa Agresi Militer Belanda yang pertama dan kedua.
Baca juga: Rangkuman Agresi Militer Belanda I dan II
Mengingat Indonesia kala itu baru merdeka, lantas dari mana pejuang Indonesia mendapatkan dana selama peperangan tersebut?
Selain mengandalkan kebijakan ekonomi perang, berbagai cara ditempuh mulai dari donasi dari konglomerat, pertunjukan amal, ataupun ditempuh dengan cara kasar.
Baca juga: Ekonomi Perang: Pengertian, Tujuan, Ciri-ciri, dan Contohnya
Berbagai badan usaha kala itu banyak yang membuka donasi seperti yang dilakukan Pers Kedaulatan Rakyat yang berpusat di Yogyakarta.
Selain memajang iklan donasi di medianya, Pikiran Rakyat juga aktif menyalurkan uang masuk dari donatur untuk kebutuhan dana perang indonesia.
Hasil dari donasi ini kemudian disalurkan kepada pemerintah Indonesia, badan perjuangan, ataupun kepada palang merah.
Media-media kala itu juga aktif menyebarkan donasi secara internasional untuk kebutuhan perang Indonesia.
Baca juga: Fungsi Pers pada Zaman Pergerakan Nasional
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.