Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdullah bin Ubay, Pemimpin Orang Munafik di Masa Rasulullah

Kompas.com - 06/06/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Abdullah bin Ubay merupakan salah satu tokoh munafik di masa Rasulullah.

Meski mengaku masuk Islam, ia sangat membenci Nabi Muhammad dan kerap berbuat licik.

Lantas, apa yang dilakukan Abdullah bin Ubay sehingga ia dianggap munafik? Berikut ini kisahnya.

Baca juga: Siapa Pemimpin Kaum Munafik pada Perang Uhud?

Orang yang dihormati di Madinah

Abdullah bin Ubay bernama lengkap Abdullah bin Ubay bin Malik bin Harits bin Ubaid bin Malik bin Salim al-Khazraji.

Di kalangan masyarakat Madinah, ia merupakan orang yang memiliki kedudukan terhormat dan menjadi pemimpin suku Khazraj.

Abdullah bin Ubay pernah berperan dalam meredakan ketegangan antara suku Aus dan Khazraj, dua kabilah yang masih bersaudara di Madinah.

Ketika Nabi Muhammad dan umat Muslim Mekkah hijrah ke Madinah pada 622, akar konflik dua suku tersebut sudah hilang.

Alhasil, peran Abdullah bin Ubay bagi kedua suku menjadi tidak cukup signifikan.

Abdullah bin Ubay kemudian menganggap kedatangan Nabi Muhammad mematahkan dominasi dan harapannya untuk menjadi pemimpin besar di Madinah.

Baca juga: Sejarah Perang Bani Musthaliq dan Fitnah Orang Munafik

Mengapa Abdullah bin Ubay dianggap munafik?

Kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah tidak hanya memadamkan api permusuhan di antara suku, tetapi juga menyatukan mereka dengan "menghapus" nama suku yang kerap menjadi pemicu konflik.

Nabi Muhammad menyebut semua orang di Madinah sebagai kaum Anshar, karena telah menolong, membantu, dan mengizinkan umat Islam Mekkah (Muhajirin) untuk tinggal di Madinah.

Meski telah masuk Islam, Abdullah bin Ubay sangat tidak menyukai Nabi Muhammad dan menganggapnya sebagai penghalang untuk menjadi penguasa di Madinah.

Abdullah bin Ubay selalu bersikap sinis terhadap Rasulullah karena merasa cemburu dan takut kehilangan pengaruh.

Abdullah bin Ubay dianggap munafik karena tidak pernah mengungkapkan permusuhannya secara terbuka, tetapi dengan cara halus.

Ia masuk Islam, tidak mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi, dan tidak menyangkal bahwa Nabi Muhammad adalah utusan terakhir Allah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com