Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2023, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pada 8 Mei 1998 , telah terjadi sebuah demonstrasi besar-besaran di Yogyakarta, yang dikenal sebagai Tragedi Gejayan.

Penyebab terjadinya Tragedi Gejayan bermula dari aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa dari beberapa universitas di Yogyakarta.

Para mahasiswa diketahui melakukan aksi demonstrasi untuk menunjukkan keprihatinan mereka atas kondisi ekonomi negara serta menolak Soeharto berkuasa lagi di Indonesia sebagai presiden.

Lantas, di balik peristiwa mengenaskan ini, apa dampak Tragedi Gejayan?

Baca juga: Peristiwa Gejayan 1998

Moses Gatotkaca menjadi korban

Pada hari itu, tragedi Gejayan telah menyebabkan banyak korban mengalami luka-luka, tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga warga setempat.

Salah satu korban yang tewas akibat peristiwa nahas ini adalah Moses Gatotkaca.

Disebutkan bahwa kondisi Moses Gatotkaca pada saat itu ditemukan sudah bersimbah darah di ruas jalan sebelah selatan kampusnya, Universitas Sanata Dharma.

Moses pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya, nyawa Moses tidak dapat terselamatkan.

Diduga, Moses tewas akibat pukulan benda tumpul di kepalanya.

Sebab, dari telinga hingga hidung Moses terus mengalir darah.

Untuk mengenang Moses, namanya pun diabadikan menjadi nama jalan di Jalan Gejayan, tepatnya di sebelah selatan Kampus USD.

Baca juga: Kerusuhan Mei 1998: Krisis Multisektor Menjelang Lengsernya Soeharto

Sejumlah mahasiswa ditangkap

Pada 5 Mei 1998, mahasiswa di Yogyakarta kembali melancarkan aksi unjuk rasa mereka. Kali ini, mereka terpaksa menghadapi aparat keamanan.

Akibatnya, bentrok fisik antara kedua belah pihak pun terjadi.

Keesokan harinya, mahasiswa dari beberapa kampus di Yogyakarta kembali menggelar unjuk rasa, seperti UGM, UNY, USD, dan UIN Sunan Kalijaga.

Pada hari itu, aksi demonstrasi berjalan cukup lancar. Namun, ternyata terjadi bentrokan di Jalan Gejayan.

Polisi pun mengejar sejumlah mahasiswa sampai ke dalam kampus. Masih di hari yang sama, sebanyak 29 demonstran pun berhasil ditangkap oleh pihak aparat.

Lebih lanjut, pada 7 Mei 1998, pihak aparat keamanan meyakinkan publik bahwa mahasiswa yang mereka tangkap akan diperlakukan dengan baik.

Akan tetapi, pada akhirnya kerusuhan memuncak pada tanggal 8 Mei 1998.

Kericuhan pun terjadi sejak pagi hingga malam hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com