Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Terowongan Sasaksaat dan Misteri Suara Rintihan

Kompas.com - 04/05/2023, 13:11 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Terowongan Sasaksaat adalah terowongan untuk perjalanan kereta api penghubung jalur Jakarta-Bandung.

Terowongan Sasaksaat adalah terowongan terpanjang di Indonesia.

Lokasi Terowongan Sasaksaat ada di Kampung CIpicung, Desa Sumur Bandung, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Panjang Terowongan Sasaksaat adalah 949 meter.

Laman Kompas.com edisi 31 Januari 2022 menulis bahwa Terowongan Sasaksaat membelah Perbukitan Cidepong.

Terowongan Sasaksaat berada di antara perlintasan kereta api Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di Km 143+144.

Baca juga: Sejarah dan Misteri Terowongan Sasaksaat, Terowongan Terpanjang di Indonesia

Terowongan Sasaksaat

Sejarah Pembangunan Terowongan Sasaksaat ada di tahun 1902.

Pembangunan atas inisiatif Perusahaan Kereta Hindia Belanda, Staats Spoorwegen (SS).

Kala itu, meski terbilang sudah memanfaatkan teknologi tinggi di masanya, pembangunan Terowongan Sasaksaat menyertakan juga penghormatan kepada kearifan lokal.

Sebelum pembangunan, SS dan pelaksana melakukan upacara pemberian sesaji untuk keselamatan.

Di masa itu, orang Indonesia dan China menjadi pekerja kasar.

Selanjutnya, orang Belanda menjadi pemborong dan mandor.

Kerasnya tantangan alam saat pembangunan, semisal pembongkaran batu cadas dan pembuatan plester semen penahan rembesan air di proyek pembangunan Terowongan Sasaksaat membuat banyaknya korban jiwa pekerja.

Konon, para pekerja yang tewas dimakamkan di sekitar lokasi pembangunan.

Cerita dari mulut ke mulut ikhwal kejadian itu mengatakan bahwa ada misteri suara rintihan kesakitan pekerja dan suara bunyi perkakas pemecah batu muncul di dalam Terowongan Sasaksaat, hingga kini.

Sementara, kearifan lokal lainnya adalah upacara sesaji seekor domba setiap tanggal 17 Agustus di Terowongan Sasaksaat.

Kendati demikian, segi positif dari eksistensi Terowongan Sasaksaat adalah lancarnya arus transprotasi moda kereta api untuk kemajuan ekonomi di kawasan tersebut, hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com