Sejarah Candi Wringin Branjang yang Berbentuk Seperti Rumah

KOMPAS.com - Candi Wringin Branjang terletak di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Bentuk candi ini sangat unik, menyerupai rumah dengan atap limas.

Berdasarkan temuan prasasti berangka 1231 Saka atau 1409 Masehi, diduga Candi Wringin Branjang dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Berikut sejarah Candi Wringin Branjang di Blitar.

Baca juga: Candi Meja, Tempat Bertapa Para Resi

Sejarah Candi Wringin Branjang

Pada saat pertama kali ditemukan, Candi Wringin Branjang dianggap sebagai bangunan tunggal.

Namun setelah itu, ditemukan struktur lain dan diketahui bahwa Candi Wringin Branjang merupakan bagian dari kompleks percandian.

Posisi Candi Wringin Branjang menempati bagian paling muka, sehingga dapat disimpulkan bahwa candi ini bukan candi induk.

Struktur yang ditengarai sebagai candi induk kini dikenal sebagai Situs Candi Gunung Gedang, yang berada 200 meter di utara Candi Wringin Baranjang.

Baca juga: Sejarah Candi Planggatan di Karanganyar

Area Candi Wringin Branjang sendiri terdiri atas beberapa teras.

Bangunan Candi Wringin Branjang berdiri di teras ketiga, sedangkan di teras tertinggi terdapat sebuah altar tanpa bilik.

Di atas altar terdapat beberapa miniatur candi, satu di antaranya terdapat prasasti berangka 1231 Saka (1409 Masehi).

Atas dasar prasasti itulah, diperkirakan Candi Wringin Branjang dibangun pada 1409 atau pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Candi Wringin Branjang terbuat dari batu andesit yang membentuk bangunan seperti rumah.

Berbeda dari candi-candi lain, Candi Wringin Branjang tidak memiliki batur atau kaki, hanya terdiri dari tubuh dan atap candi.

Tubuh atau dinding candi berbentuk kubus dengan panjang 4 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 5 meter. Pada sisi depan, terdapat pintu masuk berukuran 1 x 2 meter.

Baca juga: Candi Lawang, Pintu Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Bentuk atapnya limas, sehingga secara keseluruhan Candi Wringin Branjang tampak seperti rumah.

Terlebih, dindingnya pun polos tanpa relief, hanya ada lubang ventilasi berbentuk belah ketupat.

Berdasarkan bentuk bangunannya, para ahli menduga bahwa Candi Wringin Branjang berlatarbelakang agama Hindu dan digunakan untuk menyimpan alat-alat upacara.

Referensi:

• Sedyawati, Edi, dkk. (2013). Candi Indonesia: Seri Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.