KOMPAS.com - Candi Bubrah merupakan satu dari empat candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dibangun di kawasan Candi Prambanan.
Letak Candi Bubrah berada di antara Candi Lumbung dan Candi Sewu.
Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Nama candi ini sama persis dengan Candi Bubrah peninggalan Kerajaan Kalingga di Jepara, Jawa Tengah.
Berikut ini sejarah singkat Candi Bubrah yang ada di Klaten.
Baca juga: Sejarah Candi Klero di Semarang
Dalam Bahasa Jawa, "bubrah" berarti rusak atau hancur berantakan.
Penamaan Candi Bubrah berasal dari masyarakat, karena saat ditemukan kondisinya sangat rusak tinggal reruntuhan setinggi dua meter.
Kini, Candi Bubrah telah berdiri kokoh menghadap timur setelah dilakukan pemugaran pada 2016-2017.
Melansir situs Kemdikbud, Candi Bubrah dibangun dalam satu periode dengan candi-candi di dekatnya di Kompleks Candi Prambanan.
Kompleks percandian Prambanan dibangun oleh Rakai Panangkaran yang menjadi raja Kerajaan Mataram Kuno pada akhir abad ke-8.
Candi Bubrah, Candi Sewu, dan Candi Lumbung diyakini sebagai satu kesatuan mandala bercorak Buddha.
Baca juga: Sejarah Candi Lumbung di Kawasan Prambanan
Denah Candi Bubrah berukuran 12 x 12 meter. Bentuk candi ini terkesan tinggi ramping, yang disusun dari batu andesit dengan atap stupa yang melambangkan Gunung Meru.
Susunan stupa induk merujuk konsep pantheon (semua dewa) dalam agama Buddha.
Pada bagian dinding candi, terdapat relung-relung yang berisi arca Dhyani Buddha (simbol dari lima elemen kosmos).
Selain itu, Candi Bubrah memiliki keunikan yang tidak ada pada candi Buddha di Indonesia.