Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warisan Zaman Logam, Pengelolaan dan Sasaran Hemat Energi

Kompas.com - 11/01/2023, 19:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Zaman logam atau perundagian di Indonesia memiliki perbedaan dengan Eropa.

Laman sumber literatur di Kompas.com edisi 15 April 2020 menyebut ada tiga jenis logam yang mendominasi.

Ketiganya adalah perunggu, tembaga, dan besi.

Baca juga: Zaman Logam: Ciri-ciri dan Hasil Budayanya

Indonesia tidak mengalami zaman tembaga.

Seluruh peralatan besi dari Zaman Perunggu, termasuk belati Tutankhamun ini, terbukti dibuat dari besi meteorit.University of Pisa Seluruh peralatan besi dari Zaman Perunggu, termasuk belati Tutankhamun ini, terbukti dibuat dari besi meteorit.

Indonesia dan Asia Tenggara mengalami zaman perunggu dan besi dalam bentuk mata pedang, cangkul, mata pisau, dan sebagainya.

Sementara, peradaban Eropa mengalami zaman logam dengan penanda eksistensi tembaga, perunggu, dan besi.

Pengolahan logam dalam penelusuran sejarah ada sekitar 6.000 SM.

Logam

Tercatat warisan logam, dalam hal ini pengolahan dan penggunaan, meliputi tujuh logam purbakala.

Ketujuh logam purbakala itu adalah emas, tembaga, perak, timbal, timah, besi, dan air raksa.

Air raksa adalah logam dalam bentuk cair.

Syarat pengolahan logam yang hingga kini menjadi warisan dan terus dilaksanakan adalah penggunaan energi dalam skala besar.

Peleburan bijih besi, emas, perak, tembaga, dan sebagainya mesti melewati suhu tinggi, semisal 3.500 derajat Ceicius.

Di masa kini, pengolahan logam juga mendapat tantangan dari komitmen netral iklim, sebagaimana catatan terkini Friedrich-Georg Kehrer, Direktur Portofolio Global Messe Düsseldorf. .

Negara-negara di dunia sudah sepakat mengenai Perjanjian Iklim Paris 2015.

Pengertian dari perdagangan karbon adalah jual beli emisi karbon dan gas rumah kaca.KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri Pengertian dari perdagangan karbon adalah jual beli emisi karbon dan gas rumah kaca.

Target bernama netral iklim ini memiliki sasaran hemat energi yaitu emisi karbon nol persen pada 2050.

Faktanya, kemudian, produsen logam semisal baja dan aluminium menyumbang sekitar 8 persen dari emisi CO2 global.

Menurut penjelasan Friedrich-Georg Kehrer,  Direktur Portofolio Global Messe Düsseldorf, 11 Januari 2023 di Jakarta, pihaknya akan menghelat  pameran GMTN 2023 di Düsseldorf, Jerman, 12-16 Juni 2023. Messe Düsseldorf Menurut penjelasan Friedrich-Georg Kehrer, Direktur Portofolio Global Messe Düsseldorf, 11 Januari 2023 di Jakarta, pihaknya akan menghelat pameran GMTN 2023 di Düsseldorf, Jerman, 12-16 Juni 2023.

Kenyataan ini merupakan dilema bagi industri logam karena industri logam menjadi bagian sekaligus solusi pengurangan emisi karbon.

Selanjutnya, ke depan, pada pameran GMTN 2023 di Düsseldorf, Jerman, 12-16 Juni 2023,  inovasi tentang penghematan energi pada pengolahan logam akan bersandar pada teknologi hidrogen, substitusi karbon, sampai dengan pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com