KOMPAS.com - Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di tepi Sungai Citarum, Jawa Barat.
Setelah runtuh, keberadaan Kerajaan Tarumanegara dibuktikan dengan ditemukannya beberapa benda peninggalan bersejarah, salah satunya Prasasti Pasir Awi.
Prasasti Pasir Awi atau Prasasti Cemperai adalah salah satu dari tujuh prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Pasir Awi sudah ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya tingkat nasional.
Baca juga: 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Sejarah Prasasti Pasir Awi tidak banyak ditemukan. Namun, prasasti ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1864.
Prasasti Pasir Awi pertama kali ditemukan oleh seorang arkeolog asal Belanda, yaitu N.W. Hoepermans. S.
Pada prasasti ini terdapat bekas sepasang tapak kaki yang menghadap ke arah utara dan timur.
Pahatan tapak kaki tersebut dianggap sebagai tapak kaki milik Sri Purnawarman, raja dari Kerajaan Tarumanegara.
Baca juga: Kerajaan Tarumanegara: Raja-raja, Puncak Kejayaan, dan Peninggalan
Selain pahatan kaki, tidak ditemukan adanya aksara yang tertulis pada batu Prasasti Pasir Awi.
Akan tetapi, ada piktograf yang menggambarkan sebatang dahan dengan ranting-ranting dedaunan dan buah-buahan.
Piktograf adalah gambar yang menyerupai keadaan fisik objek yang sebenarnya.
Sebab, piktograf yang terdapat pada Prasasti Pasir Awi menggambarkan angka tahun.
Akan tetapi, sampai saat ini, masih belum ada peneliti yang dapat membaca dan mengartikannya secara pasti.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Kondisi Prasasti Pasir Awi pada awalnya terbilang kurang terawat.
Lokasi prasasti ini berada di perbukitan dengan ketinggian 559 mdpl.
Kondisi tersebut menggambarkan seolah-olah Prasasti Pasir Awi disisihkan, tidak seperti prasasti-prasasti lainnya.
Kendati begitu, prasasti ini dimanfaatkan sebagai objek wisata yang dapat memajukan perekonomian masyarakat di sekitar lokasi keberadaannya.
Lebih lanjut, status Prasasti Pasir Awi juga sudah Cagar Budaya tingkat nasional, sehingga keberadaannya jauh lebih diperhatikan dan terurus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.