Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Pagaruyung VI

Kompas.com - 04/01/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Prasasti Pagaruyung VI adalah prasasti yang ditemuan di Kapalo Bukit Gombak, Nagari Baringin, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Prasasti ini merupakan salah satu peninggalan dari Raja Adityawarman, pemimpin Kerajaan Malayu yang berkuasa sejak tahun 1347 hingga 1374.

Semasa kepemimpinannya, Raja Adityawarman dikabarkan telah menghasilkan 20 prasasti berbahan batu pasir dan batu andesit. Salah satunya adalah Prasasti Pagaruyung VI.

Saat ini, Prasasti Pagaruyung VI masih tersimpan di Ruang Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar.

Baca juga: Prasasti Pagaruyung V

Asal-usul Prasasti Pagaruyung VI

Prasasti Pagaruyung VI terbuat dari batu andesit warna cokelat kekuningan.

Batu ini berukuran persegi panjang yang tidak beraturan dengan tulisan yang tertera pada bagian atasnya.

Tulisan pada prasasti ini tampak kasar, kecil, dan tidak rapi, sehingga cukup sulit untuk dibaca.

Bidang tulisannya juga tidak diperhalus dan hanya memanfaatkan bidang yang ada sebagai media penulisan.

Baca juga: Prasasti Pagaruyung IV

Isi

Tulisan pada Prasasti Pagaruyung VI berasal dari bahasa Jawa Kuno dan menggunakan aksara Sansekerta.

Prasasti ini hanya terdiri dari dua baris, sehingga tidak sebanding dengan ukuran batunya yang cukup besar.

Isi Prasasti Pagaruyung VI berbunyi:

  1. om? pa(bh/g)unnira tuma?gu? ku-
  2. da vira

Artinya:

  1. Selamat ditetapkannya Tumanggung Kudawira.
  2. Bahagia. Atas hasil kerja Tumanggung Kudawira.

Diperkirakan bahwa Tumanggung Kudawira adalah seorang pejabat keturunan Jawa yang berpangkat menengah atau rendah, yang hidup sebelum atau pada masa pemerintahan Raja Adityawarman, sekitar abad ke-13 sampai abad ke-14.

Sekarang, Prasasti Pagaruyung VI telah disimpan di Kompleks Prasasti Adityawarman bersama-sama dengan tujuh prasasti lainnya, yaitu di Gudam, Nagari Pagaruyung, Tanah Datar.

 

Referensi:

  • Kurnia, Febby Eka dan Roberto Monanda. (2015). Folklor Minangkabau: Mitos Batu-Batu dan Cerita Rakyat di Luhak Nan Tuo. Padang: Badan Perpustakaan dan Kearsipan (BPA) Provinsi Sumatera Barat.
  • Kozok, Uli. (2015). A 14th Century Malay Code of Laws: The Nitisarasamuccaya. Institute f Southeast Asian Studies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com