KOMPAS.com - Sultan Tangkal Alam Bagagar merupakan raja terakhir dari Kerajaan Pagaruyung.
Kerajaan Pagaruyung sendiri adalah kerajaan yang pernah berdiri di Sumatra Barat.
Sultan Alam Bagagar diangkat sebagai raja Pagaruyung untuk menggantikan kakeknya Sultan Muning Alamsyah, raja Pagaruyung sebelumnya yang wafat pada 1825.
Pada saat yang bersamaan, Bagagar juga diangkat sebagai Bupati Tanah Datar.
Baca juga: Perang Padri, Perang Saudara yang Berubah Melawan Belanda
Sultan Tunggal Alam Bagagar lahir di Pagaruyung, Sumatra Barat pada 1789.
Ia merupakan cucu dari Sultan Muning Alamsyah, raja Kerajaan Pagaruyung sebelum digantikan oleh Sultan Tunggal Alam Bagagar.
Sultan Tunggal Alam Bagagar sendiri memiliki empat saudara, laki-laki dan perempuan.
Mereka adalah Puti Reno Sori, Tuan Gadih Tembong, Tuan Bujang Nan Bakundi, dan Yang Dipertuan Batuhampar.
Sultan Alam Bagagar dan keempat saudaranya masih memiliki hubungan darah dengan Sultan Muning Alamsyah, raja Kerajaan Pagaruyung.
Sultan Muning Alamsyah adalah kakek dari Sultan Tunggal Alam Bagagar.
Saat Sultan Muning Alamsyah sudah tidak lagi memimpin, kedudukannya pun diberikan kepada Sultan Tunggal Alam Bagagar.
Sultan Tunggal Alam Bagagar menjadi raja terakhir yang memimpin Kerajaan Pagaruyung.
Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas
Pada tahun 1803, terjadi perselisihan antara Kerajaan Pagaruyung dengan kaum Padri.
Perselisihan di antara keduanya disebabkan oleh adanya perbedaan prinsip mengenai agama antara kaum Padri dengan kaum Adat.
Dari perbedaan prinsip tersebut, muncul konflik di antara keduanya yang kemudian memuncak pada tahun 1815.