KOMPAS.com - Prasasti Pagaruyung III atau yang dulunya bernama Prasasti Bukit Gombak adalah prasasti milik Raja Adityawarman, pemimpin Kerajaan Melayu yang bertakhta sejak 1347 hingga 1374.
Isi dalam prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dengan huruf pasca-Pallawa yang berangka 1269 Saka atau 1347 M.
Sekarang, prasasti ini sudah disimpan di Kompleks Prasasti Adityawarman dengan No. Inv. 26/BCB-TB/SMB.
Baca juga: Prasasti Ramwi: Lokasi Penemuan dan Isinya
Sebelum dikenal dengan nama Prasasti Pagaruyung III, batu ini lebih dulu diberi nama Prasasti Bukit Gombak.
Hal ini disebabkan oleh lokasi ditemukannya prasasti tersebut ada di Kapalo Bukit Gombak, Tanjung Emas, Sumatera Barat.
Prasasti Pagaruyung III memiliki tinggi mencapai 190 cm, lebar 66 cm, dan tebal 15 cm.
Pada prasasti ini bertuliskan kata-kata dvare rasa bhuje rupe atau yang berarti pintu gerbang/naik/lengan/bentuk.
Hal ini bisa saja merujuk pada bangunan keagamaan yang dibangun pada masa itu.
Baca juga: Prasasti Kalasan: Letak dan Isinya
Isi Prasasti Pagaruyung menurut transkripsi Harjowardjojo, sebagai berikut:
Dvare rasa bhuje rupe gatau varsacca Kartike suklah pancatithis Some bajrendra.
Artinya, pada tahun 1269, yang telah lalu, pada bulan Kartike, bahagian bulan terang, pada hari kelima, Isnin, vajra Yoga, Indra Karana Bava.
Pada dasarnya, penulisan prasasti ini bermaksud untuk memperingati berdirinya suatu bangunan atau tempat suci keagamaan yang sekarang sudah tidak lagi diketahui keberadaannya.
Saat ini, Prasasti Pagaruyung III berfungsi sebagai alat pendidikan bagi anak-anak, khususnya masyarakat Pagaruyung, Sumatera Barat.
Referensi: