KOMPAS.com - Kjokkenmoddinger adalah tumpukan sampah dapur berupa kulit siput dan kerang yang menggunung.
Kjokkenmoddinger atau dalam Bahasa Inggris disebut midden, merupakaN salah satu hasil kebudayaan manusia purba paling terkenal dari Zaman Mesolitikum.
Di Indonesia, kjokkenmoddinger pertama kali ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera.
Siapa yang menemukan kjokkenmoddinger di Indonesia?
Baca juga: Kjokkenmoddinger: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan
Kjokkenmoddinger merupakan peninggalan sejak zaman praaksara yang ditemukan di berbagai lokasi di dunia.
Kjokkenmoddinger bisa dijadikan bahan penelitian masa kehidupan prasejarah karena tidak hanya berupa tumpukan kulit siput dan kerang, tetapi juga mengandung berbagai peralatan yang digunakan oleh manusia purba.
Pada pertengahan abad ke-19, tumpukan sampah dapur berupa sisa kulit siput dan kerang banyak diteliti di Denmark.
Kata kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, kjokken yang berarti dapur dan modding yang artinya sampah.
Sejak itu, istilah kjokkenmoddinger muncul dan digunakan secara luas oleh para peneliti di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri
Di Indonesia, kjokkenmoddinger pertama kali ditemukan oleh Pieter Vincent van Stein Callenfels.
PV van Stein Callenfels adalah seorang arkeolog berkebangsaan Belanda yang pernah dipekerjakan pemerintah kolonial pada awal abad ke-20.
Setelah mengundurkan diri dari tugasnya, PV van Stein Callenfels memulai penelitian bersama Dinas Purbakala Hindia Belanda, sebelum akhirnya kembali ke negaranya.
Pada sekitar 1924, ia kembali ke Indonesia untuk melakukan banyak penelitian.
Salah satu hasil penelitiannya yang paling terkenal adalah kjokkenmoddinger, yang ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, antara Langsa di Aceh hingga Medan.
Baca juga: PV van Stein Callenfels, Bapak Prasejarah Indonesia
Dari penggalian di kjokkenmoddinger, PV van Stein Callenfels juga menemukan banyak kapak genggam yang kemudian dinamai Kapak Sumatra, serta peralatan berupa batu pipisan dan fosil manusia purba.
Atas kontribusinya bagi penelitian terkait masa praaksara di Indonesia, PV van Stein Callenfels bahkan disebut sebagai Bapak Prasejarah Indonesia yang memelopori kajian ilmu prasejarah di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.