KOMPAS.com - Revolusi Hijau sering dikenal sebagai revolusi agraria atau revolusi pertanian.
Revolusi Hijau adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Kebijakan ini pernah diterapkan oleh pemerintah dari berbagai negara, misalnya Indonesia, Filipina, Pakistan, India, Meksiko, dan banyak lainya.
Lantas, apa latar belakang munculnya Revolusi Hijau di dunia?
Baca juga: Revolusi Hijau di Indonesia
Latar belakang dilaksanakannya Revolusi Hijau sebagai cara meningkatkan produktivitas pertanian adalah adanya kekhawatiran terjadinya kelaparan dan kemiskinan yang disebabkan tidak seimbangnya tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat dengan pertumbuhan pertanian yang lambat.
Gagasan mengenai Revolusi Hijau bermula dari hasil penelitian Thomas Robert Malthus (1766-1834).
Malthus mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk akan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan produksi pangan.
Berangkat dari pandangan Malthus, pemerintah Amerika Serikat melalui yayasan Ford dan Rockefeller melakukan penelitian lebih lanjut tentang intensifikasi tanaman pangan, khususnya padi dan gandum.
Hasilnya, tercetus upaya strategis di bidang pertanian yang dikenal sebagai Revolusi Hijau.
Baca juga: Sanering, Kebijakan Pengguntingan Nilai Uang
Revolusi Hijau merupakan upaya pemerintah untuk memodernisasi sistem dan budaya pertanian.
Kebijakan ini ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan petani pada cuaca dan alam karena meningkatnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pertanian.
Tujuan Revolusi Hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul.
Gerakan usaha pencarian bibit unggul dalam bidang pertanian terus dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan.
Revolusi Hijau mulai didengungkan di negara-negara agraris di Asia dan Amerika Latin.
Hasilnya, produksi pertanian meningkat secara drastis karena petani sudah diperkenalkan dengan penggunaan pupuk kimia, bibit unggul, alat dan mesin pertanian, dan metode penurunan kegagalan panen.
Selain pertambahan penduduk yang mengakibatkan naiknya kebutuhan pangan, Revolusi Hijau juga dilatarbelakangi oleh hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan II, upaya peningkatan produksi pertanian dunia, serta banyaknya lahan tidur (kosong).
Referensi: