Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Korek Api Gas, Bawa-bawa Nama Setan

Kompas.com - 16/10/2022, 23:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korek api gas merupakan lanjutan pengembangan teknologi dari korek api kayu.

Sumber literatur edisi 6 September 2017 di laman bobo.grid.id pada Grup Kompas Gramedia (KG), menyebutkan bahwa prinsip membuat api adalah dengan menggesekkan batu api ke bebatuan.

Gesekan yang lama akan memunculkan percikan api.

Baca juga: Korek Api Gas Tokai yang Palsu Rentan Meledak

Teknologi sederhana sejak zaman China sebelum Masehi ini kemudian berkembang sampai sekarang.

Ratusan korek api gas diamankan petugas dari pengunjung acara debat pilgub Kepulauan Bangka Belitungheru dahnur/kompas.com Ratusan korek api gas diamankan petugas dari pengunjung acara debat pilgub Kepulauan Bangka Belitung

Setan

ilustrasi korek apiBaidu via South China Morning Post ilustrasi korek api

Pada 1826, John Walker melakukan eksperimen dengan campuran empat bahan.

Campuran itu terdiri dari pati, potassium klorat, sulfida antimon, dan permen karet, dengan tongkat kayu.

Tongkat dengan campuran bahan-bahan itu kemudian digesekkan ke batu oleh John Walker.

Jadilah, tongkat kayu itu mengeluarkan nyala api.

Penemuan oleh John Walker itu membuat apoteker tersebut mendapat julukan bapak penemu korek api kayu.

John Walker lantas mematenkan temuannya dengan nama "Lucifer".

"Lucifer", sejatinya adalah nama panggilan untuk "setan".

Sayangnya produk bermerek yang bawa-bawa nama setan, "Lucifer" itu, gagal di pasaran.

Alasannya, korek api "Lucifer" menghasilkan bau belerang yang berbahaya usai dinyalakan.

Korek api gas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com