Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Itu Syekh Yusuf Al-Qaradhawi?

Kompas.com - 27/09/2022, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber NU Online

KOMPAS.com - Syekh Yusuf Al-Qaradhawi adalah ulama terkemuka dan cendekiawan yang telah menerbitkan ratusan buku dari berbagai bidang keilmuan.

Buku-bukunya diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Syekh Yusuf Al-Qaradhawi dikenal sebagai salah satu tokoh Islam moderat yang paling berpengaruh dalam satu abad terakhir.

Atas kontribusinya dalam bidang keilmuan Islam, ia telah menerima delapan penghargaan internasional.

Meski dikenal sebagai pendukung Islam moderat, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi memiliki beberapa pandangan yang dianggap kontroversial, terutama tentang jihad dan umat Yahudi.

Berikut biografi singkat Syekh Yusuf Al-Qaradhawi.

Baca juga: Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Khatib Masjidil Haram dari Minang

Lahir di Mesir

Syekh Yusuf Al-Qaradhawi lahir di Saft Turab, Gharbia, Mesir, pada 9 September 1926. Sejak kecil, ia telah kehilangan sang ayah, sehingga dibesarkan oleh pamannya.

Lahir dari keluarga Muslim yang taat, di usia sembilan tahun, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi telah menghafal Al Quran.

Setelah itu, ia masuk ke Institute of Religious Studies di Tanta dan belajar di sana selama sembilan tahun.

Di sekolah itulah, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi bertemu dengan Hassan Al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin.

Pertemuan itu membuatnya kagum terhadap Hassan Al-Banna, yang kemudian menjadi salah satu sosok berpengaruh dalam hidupnya.

Dari Institute of Religious Studies, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar.

Pada 1961, ia pindah ke Qatar setelah beberapa kali dipenjara karena terlibat dengan Ikhwanul Muslimin, yang sempat dianggap kelompok teroris oleh Pemerintah Mesir.

Baca juga: Muhammad Abduh, Tokoh Pembaru Islam dan Mufti Agung Mesir

Ulama besar yang moderat dan kontroversial

Sejak meninggalkan tanah airnya pada 1962, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi memilih menetap di Qatar dan baru kembali ke Mesir hingga 2011.

Di Qatar, ia membangun karier sebagai akademisi Islam yang kerap mendapat kesempatan untuk mendukung komunitas Muslim minoritas di Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com