Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Keuskupan Agung Jakarta

Kompas.com - 31/07/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keuskupan Agung Jakarta adalah wilayah gereja Katolik Roma tertua di Indonesia yang berdiri pada 8 Desember 1807.

Awalnya, keuskupan ini dibangun sebagai Prefektur Apostolik Batavia.

Namun, secara resmi ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik pada 3 April 1842, kemudian sepanjang tahun 1855-1948, menjadi Vikariat Apostolik Batavia.

Lebih lanjut, pada 7 Februari 1950, diubah menjadi Vikariat Apostolik Djakarta dan pada akhirnya menjadi Keuskupan Agung Djakarta pada 3 Januari 1961.

Baca juga: Sejarah Masuk dan Berkembangnya Katolik di Indonesia

Portugis dilarang menyebarkan injil oleh Belanda

Masuknya ajaran Kristen-Katolik pertama kali dibawa oleh bangsa Portugis ke Nusantara, tepatnya Maluku, pada 1512.

Tujuan awal kedatangan mereka adalah untuk melakukan misi perdagangan, karena Maluku merupakan pusat rempah-rempah.

Namun, di samping menjalani misi perdagangan, Portugis juga melakukan misi gospel atau penyebaran injil di Maluku.

Proses penyebaran ajaran agama ini pun mulanya berjalan dengan baik, sebelum akhirnya Belanda datang dan menduduki Maluku pada 1575.

Sejak saat itu, posisi bangsa Portugis semakin lama semakin tergeser, bahkan para imam Katolik berkebangsaan Portugis dilarang melanjutkan penyebaran ajaran Katolik.

Hal ini disebabkan oleh Belanda yang datang dengan membawa misi dagang sekaligus misi penyebaran ajaran agama Kristen Protestan.

Bangsa Portugis hanya diperbolehkan melakukan kegiatan agama Katolik di luar wilayah Batavia (sekarang Jakarta).

Maka dari itu, Portugis mendirikan gereja di luar kota pada 1696, yang sekarang dikenal sebagai Gereja Sion di Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat.

Baca juga: Penyebaran Kristen Protestan di Maluku

Proses berdirinya Keuskupan Agung Jakarta

Akhirnya, pada abad ke-18, VOC (Kongsi Dagang Hindia Belanda) mulai membebaskan para imam Katolik berkunjung di Batavia untuk melayani para umatnya.

Pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels-lah, umat Katolik diizinkan melakukan misa secara terbuka.

Dimulai dengan didirikannya Prefektur Apostolik Batavia pada 1807.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com