KOMPAS.com – Joseph Kam adalah misionaris asal Belanda yang ditugaskan untuk mengembangkan kekristenan di Maluku pada 1815.
Ia membaptis ribuan anak di Ambon dan menjadi satu-satunya pendeta di Maluku.
Berkat jasanya itu, Joseph Kam diberi gelar Rasul Maluku oleh masyarakat Kristen di Maluku.
Baca juga: Kenapa Agama Kristen di Indonesia Bagian Timur Berkembang Pesat?
Joseph Kam lahir di Belanda pada bulan September 1769. Ia merupakan putra dari seorang pedagang kulit di Belanda bernama Joost Kam.
Sejak kecil, Joseph Kam memang sudah sangat aktif dalam kegiatan geraja, didukung keluarganya yang merupakan anggota dari Gereja Hervormd.
Setelah Kam menyelesaikan pendidikan dasarnya, ia kerap membantu sang ayah berdagang kulit.
Selain itu, Kam juga aktif menghadiri pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh salah satu komunitas keagamaan di Belanda.
Hal inilah yang kemudian membuat Joseph Kam terpanggil untuk memberitakan injil kepada bangsa-bangsa lain yang belum mengenal kekristenan.
Namun, keinginannya tersebut tidak bisa langsung terkabulkan karena Kam tidak mendapat izin dari kedua orangtuanya untuk menjadi penginjil.
Orangtuanya ingin Joseph Kam menjadi penerus usaha sang ayah.
Tidak berselang lama, tepatnya tahun 1802, ayah dan ibu Kam meninggal dunia. Akibatnya, usaha perdagangan kulitnya juga mengalami kemerosotan hingga berujung berhenti.
Kam pun memutuskan untuk bekerja sebagai pesuruh di Mahkamah Nasional. Dua tahun kemudian ia menikah, pada 1804.
Dua bulan setelah anak pertamanya lahir, istri dari Joseph Kam meninggal dunia, disusul kemudian anak pertamanya meninggal dunia karena penyakit kejang-kejang.
Peristiwa inilah yang kemudian membuat Kam memutuskan untuk menjadi seorang misionaris.
Baca juga: Todung Sutan Gunung Mulia, Tokoh Kristen dan Menteri Pendidikan
Sekitar tahun 1807, Kam mulai mengajukan surat untuk menjadi zendeling atau misionaris, pendakwah, kepada Nederlandsch Zendeling-Genootschap (NZG).