KOMPAS.com – Hampir separuh penduduk Kepulauan Maluku memeluk agama Kristen. Sebanyak 39.39 persen menganut Protestan. Sementara 6.87 persen menganut Katolik.
Sejak Belanda masuk ke Maluku, ajaran agama Kristen Protestan mulai disebarkan, yang didukung dengan para petinggi VOC (Kongsi Dagang Belanda) juga mayoritas beragama Kristen.
Baca juga: Perlawanan Maluku terhadap Portugis
Setelah berakhirnya kekuasaan Portugis di Maluku (1512-1575) dengan penyerahan Benteng Kota Laha kepada Belanda, maka misi penyebaran Katolik yang dilakukan pun juga terhenti.
Berbeda dengan Portugis, tujuan kedatangan Belanda pada awalnya murni hanya untuk berdagang.
Misi agama baru mulai berlaku bersamaan dengan adanya semboyan Cuius Regio ejus Religio, yang berarti barang siapa punya daerah maka berlakulah agamanya.
Orang-orang Belanda sendiri banyak mengimani ajaran Kristen Protestan, sehingga secara tidak langsung agama ini juga ikut disebarkan di Maluku.
Sesuai dengan ajaran yang mereka bawa, yaitu Kristen Protestan, maka Belanda melarang keras adanya kegiatan agama Katolik yang sebelumnya dibawa oleh bangsa Portugis.
Bahkan, Belanda juga mengusir para Imam Katolik berkebangsaan Portugis dan mengganti mereka dengan para pendeta Protestan dari Belanda.
Para Imam Katolik yang ketahuan masih melanjutkan penyebaran ajarannya juga akan dihukum mati oleh Belanda.
Salah satu cara yang dilakukan Belanda dalam menyebarkan ajaran Kristen Protestan adalah dengan mendirikan gereja pertama di Maluku, yaitu bernama De Protestantsche Kerk in Nederlandsch Indie atau yang lebih dikenal sebagai Indische Kerk pada 1605.
Pendirian Indiche Kerk memicu dibangunnya gereja-gereja lain, seperti Gereja Protestan Maluku dan Gereja Masehi Injili di Timor.
Beberapa tahun kemudian, pendeta Belanda untuk pertama kali berhasil mengumpulkan jemaat di Jakarta pada 1619.
Baca juga: Sultan Khairun, Pelopor Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Joseph Kam adalah seorang misionaris Kristen Protestan asal Belanda yang bertugas di wilayah Maluku dan sekitarnya.
Berkat jasanya dalam mengembangkan kekristenan di Maluku, ia diberi gelar Rasul Maluku oleh masyarakat Kristen di sana.
Joseph Kam pertama kali sampai di Ambon pada 1815.