Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji

Kompas.com - 29/04/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Sultan Ageng Tirtayasa adalah Sultan Banten keenam, yang memimpin sejak 1651 hingga 1683.

Pada masa kekuasaannya, Kesultanan Banten berhasil mencapai puncak kejayaan. Di sisi lain, masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa juga diwarnai konflik internal kerajaan.

Sultan Ageng Tirtayasa diketahui memiliki beberapa anak, salah satunya adalah Sayyidi Syeikh Maulana Mansyuruddin atau Sultan Haji.

Konflik internal di Kesultanan Banten terjadi akibat perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji.

Lantas, apa penyebab konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji, serta bagaimana akhirnya?

Baca juga: Sultan Haji, Raja Kesultanan Banten yang Berkhianat demi Kekuasaan

Sultan Haji bersekongkol dengan VOC

Latar belakang konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji adalah upaya Sultan Haji merebut kekuasaan dengan bersekongkol bersama VOC.

Sultan Ageng Tirtayasa adalah salah satu raja di Nusantara yang menentang keras pendudukan VOC di Indonesia.

Pada 1652, Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan tentaranya untuk menyerang VOC di Jakarta, yang kemudian berujung pertempuran antara Kesultanan Banten dengan Belanda.

Peran Sultan Ageng Tirtayasa dalam upaya mempertahankan Kesultanan Banten adalah melakukan sabotase dan perusakan kebun tebu serta pabrik-pabrik penggilingan VOC pada 1656.

Pasukan Banten juga membakar kampung-kampung yang dijadikan sebagai pertahanan Belanda.

Berkat kegigihannya, sejumlah kapal VOC serta beberapa pos penting berhasil dikuasai oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Baca juga: Sultan Ageng Tirtayasa: Asal-usul, Peran, dan Perjuangan

Sayangnya, semangat perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa dalam menentang VOC kurang disetujui oleh sang putra, Sultan Haji.

Mengetahui hal ini, perwakilan Belanda, W. Caeff, berusaha mendekati Sultan Haji, yang dianggap mudah dihasut.

Kala itu, Sultan Haji dipercaya oleh ayahnya untuk mengurus kepentingan dalam negeri kerajaan.

Sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa mengurus kepentingan luar negeri kerajaan bersama salah seorang putranya yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com