Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab Khusus Terjadinya Perang Saparua

Kompas.com - 31/01/2022, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Saparua terjadi pada 1817, setelah Inggris menandatangani traktat London, yang berisi penyerahan kekuasaan Indonesia kepada Belanda.

Kembalinya Belanda ke Indonesia, membawa penderitaan yang teramat dalam bagi rakyat, tidak terkecuali masyarakat Maluku.

Oleh sebab itu, di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura, rakyat Maluku melakukan perlawanan pada 15 Mei 1817.

Akhir dari pertempuran ini adalah Kapitan Pattimura dijatuhi hukuman mati oleh Belanda di Benteng Victoria, Ambon, pada Desember 1817.

Penyebab Perang Saparua sendiri sebetulnya didorong oleh banyak hal, ada sebab umum dan sebab khusus.

Sebab khusus Perang Saparua adalah tindakan sewenang-wenang dari Residen Saparua Van den Berg.

Baca juga: Perang Saparua: Penyebab, Tokoh, Jalannya Perlawanan, dan Akhir

Tindakan sewenang-wenang Van den Berg

Sebab khusus berkobarnya perlawanan rakyat Saparua tahun 1817 terhadap Belanda adalah penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu dipisah sesuai harga sebenarnya.

Sejak Belanda menerima penyerahan dari Inggris pada 1816, rakyat Maluku semakin menderita di bawah pimpinan Residen Saparua Van den Berg.

Selama Residen Van den Bergh berkuasa, ia telah memberlakukan kembali kerja rodi (kerja paksa), yang sebelumnya sudah dihapuskan oleh pemerintahan Inggris.

Kemudian, Van den Berg juga mewajibkan rakyat Maluku untuk menyediakan perahu (orambai) guna memenuhi keperluan administrasi dan militer Belanda.

Akan tetapi, Belanda saat itu enggan membayar perahu yang mereka pesan. Alhasil, rakyat Maluku yang tidak terima mulai memberikan perlawanan.

Baca juga: Biografi Kapitan Pattimura, Pahlawan dari Maluku

Mereka berbondong-bondong melakukan aksi protes di kantor Residen Saparua di Benteng Duurstedee.

Rakyat Maluku menuntut Belanda untuk membayar perahu yang telah dipesan dengan harga yang sesuai. Akan tetapi, Residen Van den Berg menolaknya.

Alhasil, di bawah pimpinan Kapitan Pattimura, rakyat Maluku menyerang Benteng Duurstede pada 15 Mei 1817 hingga menewaskan Residen Van den Berg.

Belanda kemudian melancarkan serangan balik dengan mengerahkan 300 pasukan dari Ambon yang dipimpin oleh Mayor Beetjes.

Namun, serangan balasan Belanda sempat ditampik oleh Pattimura.

Setelah berbulan-bulan Perang Saparua berjalan, Belanda akhirnya berhasil menangkap Pattimura dan dijatuhi hukuman mati.

Tewasnya Pattimura menjadi akhir dari Perang Saparua.

 

Referensi: 

  • Darmawan, Joko. (2017). Sejarah Nasional: Ketika Nusantara Berbicara. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com