Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Mataram Islam: Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan

Kompas.com - 27/05/2021, 18:09 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa antara abad ke-16 hingga abad ke-18.

Pendiri Kerajaan Mataram Islam adalah Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Sultan Agung (1613-1645 M).

Di bawah kekuasaannya, Mataram mampu menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura.

Selain itu, kerajaan yang terletak di Kotagede, Yogyakarta, ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah didirikannya loji-loji dagang di pantai utara.

Masa kekuasaan Kerajaan Mataram Islam berakhir pada 1755 M, setelah ditandatangi Perjanjian Giyanti yang disepakati bersama VOC.

Dalam kesepakatan tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Berdirinya Kerajaan Mataram Islam

Sejarah Kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Ki Ageng Pemanahan membantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya, mengalahkan Arya Penangsang dari Jipang.

Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan dianugerahi wilayah tanah di hutan Mentaok (sekarang Kotagede, Yogyakarta).

Ki Ageng Pemanahan membangun tanah tersebut menjadi desa yang makmur dan setelah ia meninggal, perannya diteruskan oleh putranya, Danang Sutawijaya (Raden Ngabehi Loring Pasar).

Setelah itu, Sutawijaya mulai memberontak pada Pajang yang masih dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya.

Pertempuran antara Pajang dan Mataram berhasil dimenangkan oleh Sutawijaya.

Setelah Sultan Hadiwijaya sakit dan akhirnya wafat, Sutawijaya mendirikan Kesultanan Mataram.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Mataram Islam

Kehidupan politik Kerajaan Mataram Islam

Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Mataram Islam, Sutawijaya menghadapi banyak rintangan, terutama dari bupati di pantai utara Jawa yang dulunya tunduk kepada Pajang.

Mereka terus melakukan pemberontakan karena ingin melepaskan diri dari Pajang dan menjadi kerajaan yang merdeka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com