Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Menyampaikan Humor dalam Presentasi

Kompas.com - 24/11/2023, 04:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi tidak hanya mudah dipahami, melainkan juga perlu menimbulkan antusiasme. Salah satunya dapat dilakukan dengan menyajikan humor dalam presentasi.

Humor adalah alat untuk membangkitkan agar audiens tidak mengantuk dan otaknya masih bekerja selama kita melakukan presentasi.

Berikut lima tips menyampaikan humor dalam presentasi:

  • Jangan memulai dengan berkata, “Saya akan menceritakan kisah lucu

Biarkan audiens yang menilai lucu atau tidaknya humor yang akan kita bawakan saat presentasi.

Pada saat kita mendengarkan kisah itu, bisa jadi kita tertawa terpingkal-pingkal.

Namun, audiens belum tentu merasakan hal yang sama. Bisa saja audiens merasa tidak lucu ketika kita menceritakan joke tersebut. Itu hak mereka.

Dengan kita mengatakan, “Saya akan menceritakan kisah lucu,” juga dapat menjadi bumerang karena audiens terlanjur berharap cerita tersebut akan sangat lucu.

Apabila joke atau humor yang kita sampaikan ternyata sama sekali tidak lucu, audiens dapat merasa telah dibohongi.

Sebaiknya langsung saja memulai dengan awal cerita seperti, “Suatu hari, sahabat saya berkata...

Kalaupun audiens tidak tertawa, bukan salah kita karena kita tidak pernah menjanjikan cerita lucu bakal lucu.

Baca juga: Cara Menyampaikan Presentasi yang Baik

  • Pastikan situasi dan kondisi sudah aman

Sepandai apa pun kita berlatih, selucu apa pun cerita humor yang akan kita bawakan, jika suasana tidak mendukung maka sulit bagi kita untuk membuat audiens tertawa.

Sebagai contoh, ketika kita sedang bercerita dan audiens sedang serius mendengarkan. Namun, tiba-tiba pintu terbuka dengan suara keras dan datang pemimpin suatu organisasi memasuki ruangan.

Semua mata audiens pun serempak melihat ke arah orang itu.

Orang tersebut berhasil “mengalahkan” kita. Kita sudah kehilangan momentum. Audiens kehilangan minat untuk mendengarkan cerita kita kembali.

Maka dari itu, kita perlu memastikan bahwa audiens siap untuk mendengarkan kita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com