Jika perlu, kita juga dapat mengecek kepada panitia perihal adakah orang yang masih ditunggu atau kita sudah dapat memulai presentasi.
Terdapat presenter yang suka tertawa sendiri, sedangkan audiens diam dan tidak mengerti letak lucunya humor tersebut.
Tentu saja, kita boleh untuk tertawa bersama audiens. Apalagi jika humor itu benar-benar lucu dan setiap kita mengenang cerita humor tersebut seakan saraf tertawa kita selalu terangsang.
Akan tetapi, kita perlu memastikan bahwa tawa kita tidak mendominasi ruangan. Jangan sampai hanya kita sendiri yang menikmati humor tersebut.
Baca juga: Cara Membuat Presentasi yang Baik
Butet Kertarajasa dapat menirukan beberapa aksen, suara, bahkan gaya bicara seorang tokoh yang terkenal. Audiens merasa terhibur karena ditampilkan parodi yang mirip dengan tokoh aslinya.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Butet adalah seorang seniman multitalenta yang telah berlatih keras untuk meniru dan memarodikan tokoh asli tersebut.
Jika kita belum berlatih dan belum benar-benar mirip, sebaiknya kita menggunakan humor yang lain.
Pernah terjadi seorang presenter yang terkena teguran karena menirukan seorang tokoh yang kini telah meninggal dunia karena beberapa audiens tidak menyukai orang yang mereka hormati diparodikan.
Berceritalah dengan kecepatan yang sedang.Cerita yang terlalu cepat dapat membuat audiens sulit untuk mengikutinya. Namun, cerita yang terlalu lambat juga dapat membuat audiens merasa bosan.
Baca juga: 12 Tips Memperdalam dan Memperlancar Public Speaking
Referensi: